Advertisement
BPS: Medio Kuartal II/2020, Impor APD Medis Meroket 101,9%
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor pakaian pelindung medis maupun jubah bedah terus meningkat secara nilai pada Mei 2020. Akan tetapi, volume impor jubah medis melambat secara bulanan.
Volume impor pakaian pelindung medis (PPM) pada medio kuartal II/2020 naik lebih dari dua kali lipat atau 101,9% menjadi 355,5 ton. Dengan demikian, volume impor PPM selama Januari-Mei 2020 melesat lebih dari 5.600%.
Advertisement
Begitu pula dengan nilai impor PPM per Mei 2020 melonjak 149,49% dibandingkan dengan angka pada bulan sebelumnya menjadi US$14,6 juta (sekitar Rp211 miliar). Alhasil, nilai impor PPM selama lima bulan pertama tahun ini meroket lebih dari 18.400% dari periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, volume impor jubah medis per Mei 2020 turun tipis 0,54% menjadi 12,23 ton dari posisi April 2020 sebanyak 12,29 ton. Akan tetapi, tren volume impor jubah medis selama Januari-Mei 2020 tetap tumbuh 245,15% menjadi 27,1 ton.
Adapun, nilai impor jubah bedah per Mei 2020 naik 5,1% menjadi US$529.475 (sekitar Rp7,6 miliar) dibandingkan dengan bulan sebelumnya senilai US$503.750 (sekitar Rp7,2 miliar). Dengan demikian, selama lima bulan pertama tahun ini nilai impor jubah bedah telah mencapai level US$1,05 juta (sekitar Rp15,1 miliar) atau melonjak jauh dari posisi periode yang sama tahun lalu senilai US$71.845 (sekitar Rp1,03 miliar)
Di sisi lain, pabrikan garmen nasional telah mampu memproduksi kedua barang tersebut sejak awal kuartal II/2020. Kapasitas produksi PPM per April 2020 telah mencapai 54 juta unit per bulan, sedangkan produksi jubah bedah mencapai 3,1 juta unit per bulan.
Jika tiap satu unit PPM maupun jubah medis memiliki berat 250 gram, telah ada lebih dari 2 juta unit PPM dan 108.488 unit jubah medis hasil impor selama Januari-Mei 2020.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat jumlah permintaan PPM dan jubah medis per bulannya, masing-masing mencapai 1,06 juta unit dan 401.622 unit. Dengan kata lain, telah ada surplus pasokan alat pelindung diri (APD) medis di dalam negeri selama April-Mei sebanyak 108 juta unit PPM dan 5,5 juta unit jubah medis.
Bea Masuk
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh meramalkan lonjakan impor APD medis akan terjadi sepanjang kuartal II/2020. Akan tetapi, pihaknya belum akan meningkatkan bea masuk dalam rangka perlindungan industri lokal.
Elis mengaku baru mengamati volume impor kedua arang tersebut secara dekat mulai awal semester I/2020. Pasalnya, pelonggaran ketentuan impor APD dan masker medis akan kembali seperti semula per 1 Juli 2020.
Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan apakah lonjakan impor tersebut terjadi karena adanya pelonggaran impor atau permintaan lokal yang melonjak. Jika lonjakan impor APD dan masker medis tetap terjadi pada Juli 2020, Elis berujar akan langsung melakukan tindakan perlindungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Realisasi Investasi Apple Bakal Diumumkan Pekan Depan
- Diskon Tarif Listrik Idealnya 6 Bulan, Pakar UGM: 2 Bulan Kurang Berdampak
- Ini Tanggapan Apindo Soal Kebijakan PPN 12% untuk Barang Mewah
- Petani Minta Pemerintah Menaikkan HPP Gabah Jadi Rp7.000 per Kilogram
- Malam Tahun Baru 32 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Tugu Jogja Bakal Direkayasa, Ini Daftarnya
Advertisement
Program Makan Siang Gratis Diharapkan Tidak Merepotkan Sekolah
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Inflasi DIY Desember 2024 Sebesar 0,46%, Tertinggi Sepanjang Tahun
- Analis Mata Uang Sebut Pelemahan Rupiah karena Sentimen Domestik
- Investasi Kota Jogja 2024 Sampai Triwulan Ketiga Capai Rp806,8 Miliar
- Terendah dalam Sejarah, Inflasi Nasional 2024 Capai 1,57%
- Kasus Kecelakaan Pesawat Marak di 2024, Menteri BUMN Panggil Petinggi BUMN Penerbangan
- Realisasi Investasi Apple Bakal Diumumkan Pekan Depan
- Libur Natal dan Tahun Baru, Trafik Layanan Data Telekomunikasi Naik 23 Persen
Advertisement
Advertisement