Advertisement
Cara Bijak Melunasi Cicilan KPR atau Utang Menumpuk

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Cicilan dalam bentuk utang seperti kredit pinjaman pribadi, cicilan kredit pemilikan rumah (KPR), kredit motor, tagihan kartu kredit, atau bahkan tagihan rutin yang diangsur setiap bulan. Punya utang tak selalu buruk, tapi jika tidak cermat malah bisa membuat jadi terjebak.
Hal inilah yang diungkap KoinWorks bersama Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif dalam e-book terbaru berjudul Peran Digitalisasi Pengelolaan Keuangan Dalam Meningkatkan Keuangan Inklusif, yang dikutip Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Sabtu (1/8/2020).
Advertisement
Agar lebih bijak dalam mengelola keuangan, ada dua cara umum pengelolaan utang atau tagihan kredit yang perlu diketahui. Namun, sebelum masuk ke bagian mengelola kredit, ada hal dasar yang harus dipastikan lebih dulu yakni sebisa mungkin berhutang demi meningkatkan produktivitas, serta menjaga rasio utang tak lebih dari 30% pemasukan tiap bulan.
Setelah itu, kita bisa menerapkan salah satu dari dua trik jitu supaya bisa cepat dapat melunasi utang atau cicilan. Yakni menggunakan Metode Debt Snowball atau Metode Debt Stacking.
Debt Snowball
Pertama, Metode Debt Snowball yang dipopulerkan oleh seorang perencana keuangan asal AS Dave Ramsey. Metode ini menyaratkan kita untuk menggulirkan dana seperti namanya, 'bola salju' dengan membuat bola salju berukuran kecil dan menggulungnya perlahan hingga menjadi bola salju yang lebih besar.
Caranya, buat daftar utang. Misalnya, kamu memiliki tiga jenis tanggungan utang, cicilan KPR, pinjaman kredit tanpa agunan (KTA), serta cicilan Kartu Kredit. Pastinya, masing-masing utang tersebut memiliki jumlah total dan jumlah cicilan per bulan yang berbeda-beda.
Ambilah contoh, utang KPR total Rp500 juta dengan cicilan per bulan Rp5 juta, KTA total Rp20 juta dengan cicilan per bulan Rp1 juta, dan kartu kredit Rp10 juta dengan cicilan per bulan Rp450.000.
Langkah selanjutnya yakni Urutkan Nominal Utang dalam metode Debt Snowball, yaitu mengurutkan susunan daftar utang dari yang memiliki jumlah terendah sampai ke utang yang memiliki jumlah tertinggi.
Mengambil daftar dari contoh kasus di atas, maka susunannya yakni kartu kredit, KTA, baru kemudian KPR.
Setelah urutan daftar rampung, langkah selanjutnya, yakni Bayar Ekstra untuk Utang Terendah. Berdasarkan contoh, artinya perlakuan ini difokuskan untuk utang kartu kredit. Bayarkan melebihi batas cicilan minimum.
Ulangi tiga langkah ini sampai semua utang kita satu per satu lunas. Inilah cara kerja metode Debt Snowball yang dianggap sebagai metode pelunasan utang yang tepat dan efektif.
Debt Stacking
Sayangnya, Metode Debt Snowball memiliki satu celah kekurangan yang bisa menggiring penggunanya gagal menerapkan pengelolaan utang yang efektif, yakni apabila salah satu utang yang nominalnya cukup besar memiliki bunga yang besar pula.
Oleh sebab itu, metode Debt Snowball hanya cocok jika semua utang yang kita miliki berbunga sama atau tidak terlalu besar perbedaanya antara satu dengan yang lain.
Kelebihannya metode Debt Snowball ini sangat cocok bagi yang berorientasi pada hasil, karena metode ini dapat mempengaruhi kita secara psikologis. Pasalnya, apabila berusaha keras melunasi utang yang nominalnya paling tinggi terlebih dahulu, kita akan lebih mudah berkecil hati.
Nah, apabila keadaan menggunakan metode Debt Snowball kurang pas dengan keadaan kita, pakailah metode kedua yakni Debt Stacking atau yang juga dikenal sebagai metode Debt Avalanche.
Ini merupakan sebuah metode pelunasan utang yang mengurutkan prioritas berdasarkan bunga, dengan bunga tertinggi hingga yang terendah. Langkah-langkahnya sama, namun urutannya berdasarkan bunga.
Strategi Debt Stacking ini memiliki kelebihan di mana penggunanya bisa terhindar dari akibat utang dengan bunga yang tinggi, yakni semakin lama bisa mencekik dan mengganggu keuangan untuk melunasi utang yang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 404.192 Badan Usaha Terjerat Kredit Macet Ke Pinjol, Naik Tajam
- Bank Syariah Matahari Milik Muhammadiyah Incar BPRS di Jogja untuk Merger
- Akhir Libur Sekolah, Sejumlah Tol Jasa Marga Diskon 20 Persen hingga 13 Juli 2025, Ini Daftarnya
- Begini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Menurut Apindo DIY
- Kementerian PKP Tegaskan Regulasi Rumah Bersubsidi Kembali ke Versi 2023
Advertisement

26 Pembuang Sampah Liar di Bantul yang Terekam CCTV Belum Ditindak, Ini Alasannya
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hingga Juli 2025 Sebanyak 2.495 Pekerja di DIY Terkena PHK
- Pesan Menteri Nusron dalam Forum Pembangunan Wilayah di Sulteng: Tata Ruang Harus Ketat demi Jaga Ketahanan Pangan
- Rapim Semester I, Menteri Nusron Minta Jajaran Evaluasi Tunggakan dan Layanan Elektronik
- Buka Dealer Baru di Jogja, Aion Hadirkan 3 Mobil Listrik Andalan
- Kementerian Pertanian Sebut 212 Produsen Beras Berbuat Curang, Polri Segera Bertindak
- Masih Ada Diskon Tiket Kereta Api Sebesar 30 Persen hingga Akhir Juli 2025
- Pemerintah Salurkan Beras Bersubsidi Program SPHP, Dijual dengan HET Rp12.500 per Kg untuk Pulau Jawa
Advertisement
Advertisement