Advertisement
Bank Dunia Sebut Pemulihan Ekonomi Indonesia Rapuh
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Bank Dunia mengeluarkan laporan terbaru terkait dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021. Produk domestik bruto Tanah Air diprediksi tetap seperti proyeksi sebelumnya.
Laporan terakhir Bank Dunia akhir tahun lalu, ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,4 persen pada 2021 dengan estimasi minus 2,2 persen pada 2020. Yang terbaru, proyeksi tahun ini tidak akan berubah.
Advertisement
“Aktivitas ekonomi di wilayah tersebut [Asia Timur dan Pasifik] diperkirakan akan tetap di bawah tren pra-pandemi pada akhir 2021, yang mencerminkan kerusakan yang bertahan lama dari guncangan Covid-19. Investasi dan produktivitas diperkirakan akan tetap tertekan dan ketidakpastian kemungkinan akan tetap tinggi,” tulis dalam laporan tersebut.
Bank Dunia memperkirakan pemulihan diperkirakan rapuh. Perwujudan sejumlah risiko penurunan dapat menggagalkan pemulihan yang diproyeksikan.
Skenario penurunan yang ditambah apabila peluncuran vaksin tertunda dan pemulihan global yang lebih lemah dapat menahan pertumbuhan regional menjadi 5,4 persen dari 7,4 persen pada tahun 2021.
Berbagai negara Asia Timur dan Pasifik memiliki risiko terhadap prospek cenderung turun. Faktornya yaitu, pandemi bisa berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan, kerusakan jangka panjang dari resesi tahun lalu bisa lebih dalam dari yang diantisipasi, tekanan neraca bisa meningkat, atau kontraksi dalam perdagangan global bisa lebih tajam atau lebih lama dari yang dibayangkan.
Lebih banyak negara di kawasan tersebut dapat mengalami kesulitan dengan pengadaan dan distribusi vaksin daripada yang diantisipasi saat ini. Meski memasuki pandemi dengan kerangka kebijakan moneter dan fiskal yang relatif kuat, sebagian besar negara diperkirakan akan menghadapi penurunan substansial dalam posisi fiskal dan peningkatan utang.
“Tingkat utang yang tinggi dapat membebani aktivitas jika tekanan yang merusak mendorong otoritas untuk memperketat kebijakan sebelum waktunya. Sisi baiknya, penyebaran cepat vaksin yang efektif dapat memicu peningkatan yang lebih kuat dari perkiraan di negara-negara ekonomi utama dan permintaan global,” papar laporan Bank Dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
Advertisement
Advertisement