Advertisement
Permintaan Kredit UMKM Skala Menengah di BRI Masih Rendah
Pengunjung melintasi logo BRI di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (13/4). - Bisnis.com
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Permintaan Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah Skala Menengah di Bank Rakyat Indonesia (BRI) masih rendah yang memicu terjadinya perlambatan kredit yang diberikan kepada pelaku UMKM.
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa perbankan juga saat ini tengah fokus pada perbaikan kualitas kredit di segmen menengah UMKM
Advertisement
“Penyaluran kredit kepada segmen menengah mengalami perlambatan dikarenakan demand di pelaku industri masih terbatas dan perbankan pada umumnya akan fokus pada perbaikan kualitas kredit di segmen ini,” kata Aes, Jumat (25/2).
Bank Indonesia melaporkan kredit untuk skala menengah mengalami penurunan 25,2% yoy, menjadi Rp336,4 triliun pada Januari 2022. Pada Desember 2021 sebesar Rp343,7 triliun, turun 24,4%.
Sementara itu, untuk kredit skala mikro mencapai Rp374,6 triliun, melesat 73,2% yoy. Lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya (61,9 persen yoy).
Pertumbuhan juga terjadi pada segmen kredit untuk skala kecil. Total kredit untuk skala kecil yang disalurkan perbankan pada Januari 2022 sebesar Rp429,6 triliun, naik 6,3 persen secara tahunan, melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya (28,5% yoy).
Aes mengatakan hingga akhir kuartal IV/2021 tercatat portofolio kredit UMKM BRI telah mencapai sebesar 83,86% dibandingkan dengan total penyaluran kredit. Proporsi kredit UMKM BRI akan terus didorong naik hingga mencapai 85%.
BRI membagi segmentasi pelaku usaha berdasarkan tiering pinjamannya. “Untuk pinjaman Mikro sampai dengan 250 juta, pinjaman kecil 250 juta–Rp25 miliar dan pinjaman menengah Rp25 miliar-Rp200 miliar,” kata Aes.
Dia menambahkan strategi BRI untuk memberdayakan dan mengembangkan segmen UMKM ada dua. Pertama, adalah mendorong UMKM untuk naik kelas, dengan melakukan berbagai program edukasi dan pendampingan.
Kedua, dengan menyasar segmen yang lebih kecil, yakni ultra mikro sebagai pertumbuhan baru.
Dengan strategi tersebut BRI dapat melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan biaya seefisien mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan digitalisasi layanan perbankan sehingga semua akan menjadi lebih cepat dan efisien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
- KSPI Perkirakan Kenaikan UMP 2026 Hanya 4-6 Persen
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
Advertisement
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS, Galeri24 Meroket
- Belanja APBN DIY Capai Rp18,77 Triliun, TKD Nyaris Tuntas
- Rupiah Menguat Terbatas, Dolar Ditahan Sentimen Nataru
- Kementrans Ajukan Pengalihan Anggaran Rp140 Miliar untuk Sumatera
- Menkeu Pastikan Dana Bencana Sumatera Aman, MBG Tetap Jalan
- Polisi Temukan Dugaan Kasus Pertalite Dicampur Air, SPBU Ditutup
- Amankan Nataru, Pertamina Perkuat Stok Elpiji 3 Kg Jateng-DIY
Advertisement
Advertisement




