Advertisement
Inflasi Mei 0,48%, Harga Daging Ayam Biangnya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Berdasarkan Survei Pemantauan Harga, Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Mei 2022 akan mencapai 0,48% secara bulanan (month-to-month/mtm). Adapun penyumbang utama inflasi adalah komoditas daging ayam ras dan angkutan udara.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menuturkan, perkembangan harga pada minggu kedua Mei 2022 masih tetap terkendali, berdasarkan survei tersebut.
Advertisement
BACA JUGA: Tren Belanja Daring Diprediksi Naik 10%
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2022 secara tahun kalender sebesar 2,65 persen (year-to-date/ytd) dan secara tahunan sebesar 3,64% (year-on-year/yoy).
"Penyumbang utama inflasi Mei 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas daging ayam ras dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,08% mtm, telur ayam ras dan angkutan antar kota masing-masing sebesar 0,04% mtm," kata Erwin melalui keterangan resminya, Jumat (13/5/2022).
Penyumbang inflasi lainnya pada Mei 2022 adalah daging sapi sebesar 0,02% mtm, udang basah, kelapa, jeruk, sawi hijau, kangkung, tempe, tahu mentah, air minum kemasan, masing-masing sebesar 0,01% mtm. Di lain sisi, sejumlah komoditas mengalami deflasi pada periode minggu ini yaitu minyak goreng dan cabai rawit masing–masing sebesar -0,01% mtm.
Erwin menyampaikan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat. Selain itu, BI terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemohon SKCK Membeludak, Pemberkasan PPPK Paruh Waktu Diperpanjang
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- NATO Diingatkan Trump untuk Berhenti Beli Minyak Rusi
- Insentif TKDN 25 Persen, Peluang Baru untuk Industri Ponsel Lokal
- BEI DIY Optimistis Bisa Menambah 50.000 Investor di 2025
- Pakar UGM: Kesinambungan Kebijakan Fiskal Jadi Kunci Stabilitas Pasar
- 5 Bank Disuntik Rp200 Triliun, Begini Penjelasan Indef
- Alasan dan Skema Merger Pelita Air dan Garuda
- Modal Asing Rp14,2 Triliun Kabur Pekan Ini
Advertisement
Advertisement