Advertisement

Tak Bisa Bergerak Sendiri, Ini yang Dibutuhkan UMKM agar Bisa Berkembang

Media Digital
Selasa, 14 Juni 2022 - 18:37 WIB
Arief Junianto
Tak Bisa Bergerak Sendiri, Ini yang Dibutuhkan UMKM agar Bisa Berkembang Tangkapan layar saat Pengamat Ekonomi UMS, Anton A. Setiawan (kanan) bersama Presiden Direktur Solopos Media Group (SMG), Arif Budisusilo dalam Webinar Series Nyengkuyung G20 dengan tema Penguatan Industri dan UMKM Sebagai Penggerak Percepatan Pemulihan Ekonomi, Selasa (14/6/2022). - JIBI/Solopos

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Pengembangan UMKM tidak dapat mengandalkan hanya dari campur tangan pemerintah maupun mengandalkan kekuatan dari UMKM itu sendiri. Semua pihak harus bisa berperan untuk menciptakan UMKM yang tangguh dan berkembang.

Pengamat Ekonomi UMS, Anton A. Setiawan mengatakan perlu upaya komprehensif yang dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dan para pengusaha dalam membangun UMKM.

Advertisement

“Hal itu menjadi positif, sebab di Indoensia sering terjadi dilema dalam industrial policy, atau pemberian kebijakan bagi industri. Apakah akan memilih industri tertentu untuk dikembangkan. Dulu pernah berkembang one village one product. Artinya ada satu kawasan yang ada produk unik yang dikembangkan. Kemudian hanya memberikan misalnya iklim investasi itu dan membiarkan berkembang,” kata dia dalam Webinar Series Nyengkuyung G20 dengan tema Penguatan Industri dan UMKM Sebagai Penggerak Percepatan Pemulihan Ekonomi yang digelar Solopos Media Group (SMG) dan Harian Jogja dan didukung oleh OJK, Prodia, Telkom dan BPD DIY, Selasa (14/6/2022).

BACA JUGA: Akses JNE Loyalty Card Kini Kian Mudah via Aplikasi My JNE

Idealnya, kata dia, UMKM tidak bisa berkembang sendiri. Dalam perkembangannya UMKM dapat membentuk klaster. Hal itu karena UMKM memiliki sumber daya terbatas baik dari sisi modal, peralatan maupun SDM.

“Berdasarkan penelitian kami sejak 2010, di beberapa klaster di Jawa, itu di klaster yang bisa naik kelas, misalnya dalam satu klaster ada 200 UMKM, yang naik kelas hanya 4-5 UMKM dan mereka yang akan menjadi motor penggerak. Kata kuncinya memang UMKM tidak bisa bergerak sendiri, harus ada person atau pengusaha yang jadi pendorong pada level mikro,” kata dia.

Pengembangan klaster juga dinilai akan bermanfaat ketika orientasinya sudah ekspor. Diketahui, permintaan barang untuk ekspor terkadang juga besar.

“Kalau tidak membentuk klaster, produksinya akan mengalami kendala. Ketika ada order banyak mereka harusnya siap. Sementara tidak semua IKM siap. Itu belum masalah standar kualitas,” lanjut dia.

Di sisi lain, menurutnya pemerintah perlu memperkuat upaya pengembangan UMKM tersebut melalui kebijakan lintas sektoral. Hal itu untuk mengantisipasi ketika pengembangan UMKM yang dilakukan oleh kalangan pengusaha juga membutuhkan ruang antarwilayah.

Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, Kadin Indonesia, Bambang Brojonegoro, mengatakan pemberdayaan UMKM saat ini harus memasuki tahap baru yang lebih menantang serta memiliki target.

Hal itu dibutuhkan agar pemberdayaan UMKM lebih optimal dan memiliki daya saing bahkan di tingkat internasional. “Pemberdayaan UMKM sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Dibuktikan sudah ada kementerian yang khusus menangani UMKM. Barangkali yang masih kurang adalah upaya lebih disiplin mencapai target pembinaan UMKM,” kata dia.

Dia berharap cara-cara yang dilakukan dalam pemberdayaan UMKM tidak sekedar mengulang atau mengandalkan CSR. Tetapi harus diupayakan pengembangan memakai ekososistem lebih lengkap.

Dengan begitu ke depan bisa lebih banyak UMKM yang naik kelas. Jika sebelumnya usaha mikro meningkat menjadi kecil, kemudian yang kecil meningkat menjadi menengah, dari menengah ke besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 27 April 2024: Hujan Sedang di Siang Hari

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement