Advertisement
Webinar Nyengkuyung G20: Pemberdayaan UMKM Harus Lebih Menantang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini harus memasuki tahap baru yang lebih menantang serta memiliki target. Hal itu dibutuhkan agar pemberdayaan UMKM lebih optimal dan memiliki daya saing bahkan di tingkat internasional.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, Kadin Indonesia, Bambang Brojonegoro, dalam acara Webinar series Nyengkuyung G20 dengan tema Penguatan Industri dan UMKM Sebagai Penggerak Percepatan Pemulihan Ekonomi, yang digelar Solopos Media Group (SMG) dan Harian Jogja dan didukung oleh OJK, Prodia, Telkom, dan BPD DIY, Selasa (14/6/2022).
Advertisement
“Pemberdayaan UMKM harus memasuki tahap baru yang lebih menantang dan memiliki target. Sebab pemberdayaan UMKM sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Dibuktikan sudah ada kementerian yang Khusus menangani UMKM. Barangkali yang masih kurang adalah upaya lebih disiplin mencapai target pembinaan UMKM,” kata Bambang.
BACA JUGA: Dorong Geliat UMKM, Pemerintah Gencarkan Program Permodalan dan Subsidi
Dia berharap cara-cara yang dilakukan dalam pemberdayaan UMKM tidak sekedar mengulang atau mengandalkan CSR. Tapi harus diupayakan pengembangan memakai ekosositem lebih lengkap. Dengan begitu ke depan bisa lebih banyak UMKM yang naik kelas. Jika sebelumnya usaha mikro meningkat menjadi kecil, kemudian yang kecil meningkat menjadi menengah, dari menengah ke besar.
“Harapan kami nanti yang mikro ke kecil dan menengah menenagah ini yang semakin banyak. Ini yang perlu didorong, yakni agar UMKM naik kelas,” katanya.
Hal lain yang menurut Bambang perlu diperhatikan adalah minat masyarakat untuk menjadi wirausahawan. Saat ini menurutnya hal itu masih kurang, baik dari segi jumlah maupun kualitas.
Diebutkan, jika dari segi jumlah, saat ini sudah banyak program yang dimunculkan untuk mengajak atau mendorong masyarakat masuk ke sektor wirausaha.
BACA JUGA: Tak Bisa Bergerak Sendiri, Ini yang Dibutuhkan UMKM agar Bisa Berkembang
Namun untuk mengejar target Indonesia untuk masuk sebagai negara mampu, perlu digiatkan untuk mendorong UMKM naik kelas dengan pengawasan pemerintah dan mengajak stakeholder terkait.
Dia mengatakan jika dilihat, ada beberapa contoh CSR yang berhasil, dengan UMKM binaannya bisa bertahan meski diterpa kondisi berat. Bahkan UMKM binaannya bisa naik kelas.
“Indikator lain adalah kemampuan untuk ekspor, ini menarik. Salah satu yang biasanya menjadikan UMKM itu bangga dan perusahaan pembinanya juga bangga, yakni saat mereka [UMKM] sudah bisa ekspor. Ini ambisi yang harus kita bina terus,” kata Bambang.
Di sisi lain, dia menilai digitalisasi UMKM bagi Kadin adalah program utama. “Saat ini yang ingin bisa bertahan harus melek digital, dan menjadi main stream di kegiatan usaha mereka. Upaya ini membutuhkan kesadaran dari pengusaha. Kadin ingin upaya digitalisasi yang kami lakukan bisa melengkapi yang dilakukan pemerintah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Digitalisasi Keuangan Daerah, BPD DIY Dukung Penuh Pemkot Jogja
Advertisement
Advertisement