Advertisement
Resmi IPO, Raksasa Properti DIY Ini Siap Lepas 340 Juta Sahamnya ke Publik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Satu lagi perusahaan asal DIY melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan tersebut adalah PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) yang bergerak di sektor properti.
Komisaris Utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk, Noegroho Hari Hardono mengatakan manajemen memutuskan untuk melakukan satu langkah penting dalam perjalanan bisnis PT Saraswanti Indoland Development Tbk yang baru berusia 12 tahun, yakni dengan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO).
Advertisement
“Dengan menjadi perusahaan Go Public, akses perbankan akan lebih mudah serta menambah nilai perusahaan juga,” ucap Noegroho, saat Public Expose di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center Yogyakarta, Senin (20/6/2022).
BACA JUGA: Terungkap! Ini Penyebab Harga Bitcoin Anjlok
PT Saraswanti Indoland Development Tbk akan melepas sebanyaknya 340 juta saham atau setara 6,31% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dan menawarkan harga di kisaran Rp180-Rp200 per saham, sehingga dana yang akan dihimpun diperkirakan mencapai berkisar Rp61,2-68 miliar.
Secara bersamaan perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 340 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru atau setara 6,74% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) pada tanggal penjatahan.
Waran Seri I adalah efek yang diterbitkan oleh perseroan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama perseroan yang bernilai nominal Rp20 setiap saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp250.
Sementara itu, Direktur Utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk, Bogat Agus Riyono menambahkan, harga tanah yang terus melambung menyebabkan perpindahan mode of investment dari kelompok menengah yang menginginkan passive income di masa pensiun, yaitu dari membangun rumah indekos menjadi membeli apartemen. “Gaya hidup generasi milenial dan seterusnya juga lebih menuju ke living in modern apartments,” ucap dia.
Untuk itu, SWID sudah merencanakan pembangunan tower keempat dan kelima, yakni Bima dan Arjuna di Kawasan Mataram City, pada semester II/2022. Kedua tower tersebut akan melengkapi tiga tower yang sudah ada sebelumnya, yakni Nakula, Sadewa, dan Yudhistira.
BACA JUGA: Masih Ada Rp157,9 triliun Investasi Mangkrak, Ini Penyebabnya
Selanjutnya, pihaknya juga akan mengembangkan proyek landed house bertajuk Banyu Bening Resort, The Villa Resort yang terdiri dari 56 unit rumah di atas lahan seluas 9.000 meter persegi di daerah Rawa Pening, Jawa Tengah. “Proyek tersebut juga akan dimulai di semester II/2022," ucap dia.
Saat pertama beroperasi pada 2010, SWID memiliki modal awal hanya sebesar Rp2,5 miliar. Tetapi hingga kini modal itu terus tumbuh hingga mencapai Rp100,9 miliar.
Lahan seluas 2,5 hektar yang merupakan lahan pertama perseroan sudah berkembang menjadi area hunian paling prestisius di DIY, yaitu Mataram City dengan tiga tower condotel-apartment yang sudah terbangun dan terjual.
Salah satu tower tersebut dioperasikan oleh Archipelago International dengan brand The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, sebuah fasilitas MICE hotel bintang empat yang dilengkapi Grand Ballroom termegah di DIY dengan kapasitas hingga 5.000 orang.
Selama periode 12 tahun tersebut, perusahaan juga mampu membangun dan mengembangkan kondotel di lokasi lain, yakni Ring Road Utara yang dioperasikan oleh Melia Hotels International dengan brand Innside by Melia Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Stabilisasi Harga Beras, Disperindag DIY Ajukan Usulan Tambahan Anggaran untuk Operasi Pasar
- Daya Beli Menurun, Penggunaan Layanan Buy Now Pay Later Justru Meningkat, Indef: Hati-hati Kredit Macet!
- Hingga September 2024, Belum Ada Perusahaan DIY Daftar IPO, Ini Kendalanya
- Profil Dirut Baru Bulog Wahyu Suparyono Penganti Bayu Krisnamurthi
- Penghasilan Makin Tipis, Daya Beli Kelas Menengah di Indonesia Turun, APPBI: Lebih Suka Barang Murah
Advertisement
Jadwal Baru KRL Jogja Solo Jumat 2024, dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bungkus Rokok Bakal Dibuat Polos, Produsen Rokok: Aturan Paling Menyeramkan
- Petani Tembakau dan Pengusaha Kompak Tolak Kenaikan Cukai Rokok
- Aturan Kemasan Polos Dipertanyakan oleh Industri Tembakau Alternatif
- Kehadiran Kementerian Perumahan Prabowo Didukung Menteri PUPR, Ini Alasannya
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Kamis 12 September 2024: Telur Ayam dan Daging Sapi Naik
- Gara-gara SLIK Bermasalah Penjualan Mobil Turun
- Ternyata Proses Cetak Selembar Uang Kertas Butuh Waktu Nyaris Sebulan
Advertisement
Advertisement