Advertisement
Ekonom Sarankan Jogja Angkat Potensi Lokal untuk Hadapi Krisis Global
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pakar Ekonomi, Edy Suandi Hamid menyarankan untuk mengangkat potensi lokal yang ada di DIY, untuk menghindari tantangan global, inflasi dan resesi. Kondisi global yang ada saat ini, dinilai sedikit banyak mempengaruhi ekonomi DIY.
Rektor Universitas Widya Mataram itu mengatakan saat ini kondisi global yang ada, salah satunya perang Rusia dan Ukraina cukup berpengaruh pada harga kebutuhan pokok. Untuk mengantisipasi dampak dari kondisi global tersebut, ia menyarankan agar Pemda DIY dapat mengangkat potensi lokal yang ada.
Advertisement
“DIY perlu mendorong potensi lokal yang ada di DIY, agar terhindar dari inflasi itu. Mendorong UMKM yang ada di DIY. Proyek-proyek yang ada dikerjakan dari tenaga lokal, bukan berarti tertutup dari daerah lain ya,” ucap Edy, Senin (8/8).
Edy mencontohkan saat awal pandemi Covid-19 masuk, potensi lokal juga yang menyelamatkan ekonomi DIY. “Saat awal Covid-19 misal, pertanian potensi yang ada di DIY yang menyelamatkan pertumbuhan ekonomi. Bagaimanapun DIY masih agraris ya, hal tersebut yang harus dijaga sampai dengan saat ini,” kata Edy.
BACA JUGA: GKR Hemas dan Menantu Ikut Meriahkan Kirab Budaya HUT Kalurahan Sabdodadi
Meski dibayangi inflasi, Edy mengatakan cukup optimis untuk pertumbuhan ekonomi juga masih akan berlanjut. Mantan Rektor UII itu memperkirakan ekonomi DIY pada tahun ini bisa tumbuh di atas 5%, dengan potensi pariwisata dan pendidikan yang ada.
“Jika dibandingkan dengan Bali, atau daerah lain DIY masih diuntungkan. Pariwisata sudah mulai menggeliat di DIY. Pendidikan juga sudah mau berjalan secara offline. Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hanya saja perlu menjadi perhatian juga agar tetap menjaga protokol pencegahan Covid-19,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Bank Indonesia (BI) DIY, Budiharto Setyawan mengatakan ke depan, prospek pemulihan ekonomi diperkirakan masih akan berlanjut. Diketahui sebelumnya, BI DIY memproyeksi pertumbuhan ekonomi di DIY pada 2022 sebesar 4,9% - 5,7% (yoy).
“Namun demikian terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai, antara lain masih berlangsungnya krisis pangan dan energi akibat ketegangan geopolitik, disrupsi rantai pasok, serta peningkatan kasus Covid-19,” ucap Budiharto.
Berkenaan dengan itu, Kantor Perwakilan BI DIY akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi DIY yang tengah terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Profil dan Sepak Terjang Joko Pinurbo, Penyair Kenamaan yang Wafat di Usia 61 Tahun
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Digitalisasi Keuangan Daerah, BPD DIY Dukung Penuh Pemkot Jogja
- Journalist Competition Astra Motor Yogyakarta Kembali Digelar
- Tok TikTok Dilarang di AS! CEO Shou Zi Chew Bakal melawan UU Pelarangan
Advertisement
Advertisement