Kemampuan Daya Beli Petani di DIY Drop

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Nilai Tukar Petani (NTP) atau kemampuan daya beli petani selama September 2022 sebesar 98,06 mengalami penurunan indeks sebesar 0,07% dibanding Juli yang tercatat 98,12.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Sugeng Arianto mengatakan penurunan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani 1,58% dan indeks harga yang dibayar petani naik lebih tinggi 1,65%.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Berbeda dengan NTP, lanjut Sugeng, untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) DIY selama September 2022 tercatat 99,15 atau naik sebesar 0,48% dibanding Juli sebesar 98,67.
Komoditas penyumbang kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) meliputi bensin, ongkos angkut, pupuk urea, dan NPK.
BACA JUGA: Masalah Cip Kelar, AISI Yakin Penjualan Motor Tumbuh hingga Akhir Tahun
Subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan 1,75%, sedangkan empat subsektor lainnya turun, antara lain hortikultura 0,67%, tanaman perkebunan rakyat 1,47%, peternakan 1,28% dan perikanan 0,32%. Adapun Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan di DIY secara umum mencapai 117,75.
"Perubahan Indeks ini mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah pedesaan. IHK pedesaan mengalami inflasi sebesar 2,09 persen dibanding IHK pada Juli sebelumnya yang tercatat 115,34," katanya, Selasa (11/10).
Menurut Sugeng, kenaikan IHK dipengaruhi naiknya sembilan kelompok, berupa makanan, minuman, dan tembakau (1,06%), pakaian dan alas kaki (0,28%), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya (0,32%).
BPS juga menyoroti harga produsen gabah di tingkat petani di mana selama September lalu naik 9,09% menjadi Rp5.149 naik dibanding Juli sebesar Rp4.720 per kg. Di tingkat penggilingan, harga produsen gabah juga naik 8,89% dari Rp4.793 menjadi Rp5.219 per kg.
"Harga gabah tertinggi di tingkat petani pada gabah kualitas GKG senilai Rp5.700 per kg dengan varietas IR64 dan gabah kualitas GKP senilai Rp5.050 per kg dengan varietas IR64, keduanya terdapat di Bantul. Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp4.600 per kg pada gabah kualitas GKG dengan varietas Mekongga dan IR 64, terjadi di Sleman," ucap dia.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sasar Pemuda, Disporapar Sukoharjo Gandeng KNPI bakal Gelar Expo Rumaket
- Amazing! Masjid Zayed dan Solo Safari Bikin Sejumlah Hotel Kebanjiran Reservasi
- Surat FIFA Diserahkan ke Jokowi, Erick Thohir Dapat Dua Instruksi Khusus
- Kerap Flexing di Medsos, Ini Peran Crazy Rich Tulungagung di Robot Trading ATG
Berita Pilihan
- Hestia Connecting Hotel Beri Promo Spesial Staycation With Hestia di Bulan Ramadhan
- Ramadan, Hyatt Regency Yogyakarta Hadirkan Ngabuburit dan Bazaar UMKM di Alam Terbuka
- UU Cipta Kerja Disahkan, Begini Cara Hitung Pesangon sesuai Masa Kerja
- Berhenti Jual Dawet dan Bakso Keliling, Wahyudin Sukses Berjualan Martabak dan Jadi Mitra UMKM Indomaret
- UMKM Expo, Kemenkeu Hadir untuk UMKM di DIY
Advertisement

Bangun TPST di Tanah Kas Desa Banguntapan, DLH Bantul Siapkan Skema Kerja Sama
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement