Inflasi di DIY Melandai di Tengah Deflasi Komoditas Pangan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Inflasi di DIY selama Oktober 2022 tercatat sebesar 0,11% menurun dibandingkan dengan capaian pada September yang tercatat sebesar 1,05%. Dengan capaian tersebut, secara keseluruhan inflasi DIY 2022 berada pada level 6,67% (yoy), berada di atas sasaran inflasi yang ditetapkan pada 3 ± 1% (yoy).
Direktur BI Yogyakarta Budiharto Setyawan mengatakan berdasarkan disagregasinya, inflasi DIY pada Oktober 2022 didorong oleh kelompok inflasi inti (core inflation). Sementara kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) dan kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) mengalami deflasi.
Advertisement
"Berkurangnya tekanan inflasi terutama bersumber dari berlanjutnya penurunan harga komoditas aneka cabai di tengah panen daerah sentra serta berlanjutnya penurunan harga komoditas daging dan telur ayam ras," katanya melalui rilis yang diterima Harian Jogja, Rabu (2/11/2022).
Meski demikian, lanjut Budhi, kenaikan harga tarif perguruan tinggi serta berlanjutnya kenaikan harga beras menahan laju deflasi. Kenaikan harga beras terjadi merata secara nasional seiring dengan penurunan produksi beras. "Andil biaya pendidikan terjadi seiring dengan momentum tahun ajaran baru perkuliahan. Pada bulan Oktober, Akademi atau Perguruan Tinggi memberikan andil tertinggi sebesar 0,15%," jelasnya.
Di sisi Iain, kata Budhi, harga komoditas cabai merah melanjutkan penurunan seiring dengan meningkatnya pasokan ditopang panen di daerah Sleman dan Kulonprogo. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga cabai merah di DIY pada Oktober 2022 mencapai Rp42.6000 per kg, lebih rendah dibandingkan September 2022 mencapai Rp60.9500 per kg.
Sejalan dengan itu, harga telur dan ayam ras melanjutkan deflasi seiring dengan ketersediaan yang meningkat di tengah permintaan yang relatif stabil. Berdasarkan PIHPS, rata-rata harga telur ayam ras di DIY pada Oktober 2022 mencapai Rp25.6000 per kg dan rata-rata harga daging ayam ras di DIY saat ini berkisar Rp33.6000 per kg.
"Harga kedua komoditas tersebut berada di bawah harga acuan penjualan Bapanas pada tingkat konsumen. Dengan perkembangan ini, komoditas cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras masing-masing memberikan andil -0,06% (mtm), -0,06% (mtm), dan -0,03% (mtm)," ujarnya.
Budhi mengatakan kelompok administered prices secara bulanan mengalami deflasi ditopang penurunan tarif angkutan udara. Penurunan ini terjadi sejalan dengan penurunan harga Avtur pada bulan Oktober 2022. Berdasarkan pantauan, harga Avtur pengisian YIA mengalami penurunan -1.65%, sedangkan Avtur CGK telah turun -3,92% dibandingkan dengan akhir September. Dengan perkembangan ini, tarif angkutan udara memberikan andil deflasi -0, 12% (mtm).
Bank Indonesia bersama Tim Pengendali Inflasi (TPID) DIY, kata Budhi, akan terus berkoordinasi khususnya dalam rangka memitigasi risiko inflasi sejalan dengan terus membaiknya permintaan domestik dan momentum akhir tahun, meningkatnya curah hujan, peningkatan ekspektasi inflasi, serta dampak transmisi harga global terhadap harga domestik.
"Berkenaan dengan itu kami bersama TPID DIY terus melakukan serangkaian kegiatan untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif termasuk di dalamnya meneruskan upaya-upaya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan [GNPIP]," ujarnya.
BACA JUGA: Pemkot Datangkan Mesin Pencacah Sampah Akhir Tahun Ini, Segini Harganya...
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, inflasi bulan Oktober 2022 sebesar 0,11% terjadi dipengaruhu oleh kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,32 pada September 2022 menjadi 114,45 pada Oktober 2022. Sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga pada Oktober 2022, dan mendorong angka inflasi. Beberapa di antaranya biaya akademi/perguruan tinggi sebesar 6,32% dengan andil 0,15%, beras dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,83% dan 0,61% dengan andil masing-masing 0,02%.
“Selain itu komoditas yang mengalami kenaikan dengan andil masing-masing 0,01 persen yaitu bensin, capcai, soto, mi, tukang bukan mandor, gado-gado, es, tahu mentah, teh siap saji, kontrak rumah, sewa rumah, tarif kereta api, daun melinjo, bandeng diawetkan, ikan lele, sawi hijau, sabun detergen bubuk/cair, dan roti tawar,” kata Kepala BPS DIY, Sugeng Arianto. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Pilkada 2024, KPU Kulonprogo Tetapkan 775 Daftar Pemilih Tambahan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sah! Maya Watono Jabat Direktur Utama Holding BUMN InJourney, Berikut Profilnya
- Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS dari Lawatannya ke Inggris
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Bea Cukai DIY Sebut Hampir Semua Stakeholder Sepakti Penerapan Cukai Minuman Berpemanis
- Road to Hakordia, Stan Inspektorat DIY Hadir di Jogja Ekraf Week 2024
- Tarif Pelayanan Penumpang Dipangkas 50% selama Libur Natal dan Tahun Baru
- Indonesia Segera Realisasikan Investasi US$8,5 dari 10 Perusahaan di Inggris
Advertisement
Advertisement