Advertisement
Marak PHK Besar-besaran & Resesi Kian Tampak, Ini Saran Pakar Ekonomi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran marak terjadi akhir-akhir ini. Pakar ekonomi menilai kondisi ini sebagai pertanda resesi semakin di depan mata. Oleh karena itu pemerintah dan swasta perlu lebih intens menjalin komunikasi guna mencegah efisiensi dengan PHK.
Pakar Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Arif Rahman menilai Indonesia sebenarnya cukup memiliki fondasi untuk untuk menghadapi prediksi resesi 2023 sehingga diharapkan dampaknya tidak terlalu buruk bagi perekonomian nasional. Akan tetapi harus tetap dipersiapkan, mengingat kondisi global saling terhubung satu sama lain dan tidak mungkin Indonesia dapat menghindari. Seperti halnya pasokan pangan dunia turut berdampak perang Rusia-Ukraina.
Advertisement
BACA JUGA : 12 Persen Karyawan Gojek Tokopedia (GOTO) Mulai Kena PHK
Di tengah ketidakpastian ekonomi ini, PHK saat ini justru marak terjadi dengan jumlah besar. Perusahaan penyedia jasa aplikasi transportasi misalnya beberapa hari telah mengumumkan PHK ribuan karyawannya.
Arif menilai perusahaan harus dipersiapkan agar fokus menghadapi resesi untuk mencegah terjadinya PHK. Harapannya PHK menjadi langkah terakhir, mengingat saat ini masyarakat sudah mulai bangkit setelah pandemi, jika terdampak PHK maka semakin berat.
“Sehingga perlu ada komunikasi atau kerja sama yang intens antara pemerintah dengan sektor usaha untuk meminimalisasi PHK, supaya masyarakat tidak semakin berat,” katanya kepada wartawan di sela-sela konferensi internasional bertajuk New Challenges and Opportunites of Integrated Reporting di Fakultas Ekonomi UII, Jumat (26/11/2022).
Dalam konferensi tersebut membahas isu terkini kondisi perekonomian global, salah satunya maraknya perusahaan melakukan efisiensi dengan melakukan PHK di tengah kondisi ekonomi saat ini. Pertemuan itu diharapkan dapat memberikan masukan positif bagi pemerintah.
Ia mengatakan ekonomi memang sedang lesu sehingga banyak perusahaan yang saat ini fokus pada kinerja keuangan. Karena mereka memiliki prediksi bahwa keuntungan akan berkurang sehingga bersiap melakukan efisiensi yang diterjemahkan dengan mengurangi beban karyawan. Menurutnya kondisi ini adalah tanda-tanda adanya resesi yang diperkirakan terjadi pada 2023 mendatang.
BACA JUGA : Besaran Pesangon untuk 1.300 Karyawan GOTO
“Kalau dari sisi kondisi resesi memang sudah mulai dirasakan, artinya dari sisi pasar mulai berkurang. Teman saya terlibat UMKM ekspor permintaan turun, ini berdampak untuk kita,” kata doktor lulusan Curtin University, Australia ini.
Meski pun mungkin dampak resesi tidak terlalu besar, namun Indonesia harus tetap bersiap seiring dengan ketidakpastian ekonomi saat ini. Dari sisi indikator ekonomi makro tergolong baik, terbukti saat pandemi Covid-19 Indonesia mampu bertahan dan pulih lebih cepat.
“Nah persiapan resesi ini pemerintah dan swasta harus bergandengan, bagaimana bersama-sama untuk mengatasi kemungkinan adanya krisis ini. Dari perusahaan mungkin kinerja tidak sebaik sebelum pandemi dan efisiensi itu tidak harus selalu diterjemahkan dengan PHK,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KAI Daop 6 Fasilitasi Angkutan Motor Gratis Selama Arus Mudik, Catat Cara Daftar dan Syaratnya
- Perpres 19/2024 dan Sinergi Kementerian Bakal Percepat Pengembangan Industri Gim RI
- Aturan Impor dalam Permendag Nomor 36 Ditunda
- Harga Cabai Mahal, Mendag: Indonesia Butuh Sistem Tanam yang Tidak Terpengaruh Cuaca
- Pelaku Industri Sebut Aturan Baru Kripto OJK Wujud Komitmen OJK Kembangkan Teknologi Keuangan RI
Advertisement
Produksi Ikan Tangkapan dan Budi Daya di Gunungkidul Hanya Naik Tipis
Advertisement
Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali
Advertisement
Berita Populer
- Diklaim Usung Performa 3 Kali Lipat Lebih Baik, PS5 Pro Bakal Dirilis Sony Tahun Ini
- Penjaminan Dana Pihak Ketiga Belum Berlaku untuk Pinjol, Begini Penjelasan OJK
- Driver Ojol Wajib Diberi THR, Ini Ketentuan Detailnya
- Dugaan Debitur Fraud hingga Rp2,5 Triliun, LPEI Bakal Ikuti Proses Hukum
- Jika Ada Perusahaan Telat Bayar THR 2024, Ini Sanksinya
- Qwords Academy, Bantu UMKM Terapkan Konsep #GoOnline di Bulan Ramadan
- Tanpa Orkestrasi Sektor Wisata, Kunjungan Wisatawan Saat Libur Lebaran di DIY Terancam Ngedrop
Advertisement
Advertisement