Advertisement
Jadi Juara Piala Dunia, Ekonomi Argentina Jeblok, Inflasi Capai 94,8%

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Argentina mencatat tingkat inflasi tahunan tertinggi dalam tiga dekade terakhir pada tahun 2022, dipicu oleh karena krisis politik dan kurangnya rencana ekonomi yang kredibel dari pemerintah.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (13/1/2023), indeks harga konsumen (IHK) Argentina naik 94,8% pada Desember 2022 dari bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), menurut data pemerintah yang dipublikasikan. Level ini merupakan yang tertinggi sejak 1991.
Advertisement
Dibandingkan November 2022, inflasi Argentina juga naik 5,1% pada Desember. Sektor pariwisata, minuman beralkohol, dan harga perumahan memimpin kenaikan harga bulanan tersebut.
Menyusul rilis data inflasi ini, bank sentral Argentina memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada 75%. "Mempertahankan suku bunga acuan akan berkontribusi pada perlambatan inflasi secara bertahap dalam jangka menengah," demikian menurut pernyataan bank sentral.
BACA JUGA: Inflasi DIY Bakal Terus Naik di Akhir 2022, Ini Penyebabnya
Lonjakan inflasi tahunan yang diperkirakan akan melampaui 100 persen dalam beberapa bulan mendatang masih menjadi isu dominan di ekonomi terbesar kedua di Amerika Latin ini.
Seberapa tinggi atau rendahnya inflasi tahun ini akan berdampak besar pada pemilihan presiden Argentina pada bulan Oktober mendatang.
Menteri Ekonomi Sergio Massa, yang menjabat pada Agustus 2022 setelah dua pendahulunya mengundurkan diri dalam kurun waktu empat minggu, mengerahkan berbagai langkah kebijakan konvensional dan nonkonvensional untuk meredam kenaikan inflasi.
Menteri Sergio memangkas pengeluaran sementara yang disesuaikan dengan inflasi, saat bank sentral mempertahankan suku bunga acuan di atas inflasi. Sergio juga mengerahkan berbagai kebijakan untuk mengontrol harga untuk sementara, sambil menjaga nilai tukar peso Argentina.
Namun, para ekonom di Argentina cenderung pesimistis. Mereka memperkirakan inflasi akan mencapai 98 persen pada tahun 2023, meskipun Massa memperkirakan inflasi akan turun sampai 60 persen, dan pertumbuhan ekonomi akan turun menjadi kurang dari 1 persen tahun ini.
Faktor kunci lain yang mempengaruhi inflasi tahun ini adalah apakah Massa dan pemerintah dapat memenuhi perjanjian pinjaman senilai US$44 miliar dengan Dana Moneter Internasional (IMF) selama pemilihan umum tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Muhammadiyah Membangun Pusat Distribusi Barang untuk Warung Kelontong
- Setelah Bali Kini Giliran Bekasi Blackout, PLN Berjibaku Membenahi Jaringan Listrik
- Presiden Prabowo Umumkan Sejumlah Kebijakan untuk Pekerja di Hari Buruh
- Kasus Dugaan Korupsi Sritex Disidik Kejaksaan Agung
- Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Indonesia Bakal Ditentukan dari Daerah
Advertisement

Tak Hanya Kasus Mbah Tupon, Dugaan Mafia Tanah di Bantul Juga Terjadi di Tamantirto Kasihan
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24 Terus Menurun
- Sstt.. Ini Loh, Rahasia Perawatan yang Bisa Bikin Anda Tampil Seperti Putri Keraton
- Meski Tanah Mbah Tupon Tidak Jadi Dilelang, Peminjam PNM Diwajibkan Mengembalikan Dana Rp1,5 Miliar
- BPR Profidana Berusia 35 Tahun, Solid di Internal dan Bermanfaat untuk Masyarakat
- Rencana Revisi Undang-Undang Hak Cipta Didukung Menteri Ekonomi Kreatif, Ini Alasannya
- Gubernur Bali Apresiasi Gerak Cepat PLN Atasi Gangguan Kelistrikan
- Setelah Bali Kini Giliran Bekasi Blackout, PLN Berjibaku Membenahi Jaringan Listrik
Advertisement