Advertisement

Mata Uang Rupiah Dibuka Melemah Rp15.360 per Dolar AS

Artha Adventy
Senin, 20 Maret 2023 - 12:27 WIB
Sunartono
Mata Uang Rupiah Dibuka Melemah Rp15.360 per Dolar AS Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI - Himawan L Nugraha. \\r\\n

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.360 per dolar AS di awal pekan, Senin, (20/3/2023), sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,03 persen ke level 103,493. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,10 persen atau 15 poin ke posisi Rp15.360. Sementara itu, sejumlah mata uang asing terpantau bergerak bervariasi. Yen Jepang terpantau melemah 0,40 persen, dolar Taiwan melemah 0,06 persen, dan Won Korea melemah 0,24 persen. 

Advertisement

BACA JUGA : Begini Perbedaan Mata Uang Tradisional dan Mata Uang Kripto

Sementara itu, mata uang yang terpantau menguat adalah Dolar Hong Kong sebesar 0,02 persen, Dolar Singapura 0,10 persen, Peso Filipina menguat 0,09 persen, Rupee India menguat 0,23 persen, Yuan China menguat 0,01 persen, Ringgit Malaysia menguat 0,29 persen dan Bath Thailand menguat 0,08 persen

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah akan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.330 hingga Rp15.400 dihadapan dolar AS. 

Ibrahim memaparkan Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2023 diperkirakan lebih baik dari proyeksi sebelumnya. 

"Pertumbuhan dapat mencapai 2,6 persen sejalan dengan dampak positif pembukaan ekonomi Tiongkok dan penurunan disrupsi suplai global," katanya dalam riset harian, dikutip Senin (20/3/2023).

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Eropa lebih baik dari proyeksi sebelumnya dan diikuti oleh risiko resesi yang menurun. Perbaikan prospek ekonomi global itu diperkirakan menaikkan harga komoditas non-energi di tengah harga minyak yang menurun akibat berkurangnya disrupsi suplai global.

Perkembangan positif ekonomi global itu dan ekspektasi kenaikan upah karena keketatan pasar tenaga kerja di AS dan Eropa mengakibatkan proses penurunan inflasi global khususnya di kedua belahan dunia itu berjalan lebih lambat sehingga mendorong kebijakan moneter ketat negara maju berlangsung lebih lama sepanjang 2023.

BACA JUGA : Alun-Alun Utara Jogja Dijual dengan Mata Uang Kripto

Pengetatan kebijakan moneter khususnya di negara maju tersebut ditambah munculnya kasus penutupan tiga bank di AS meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global yang kemudian menahan aliran modal ke negara berkembang dan meningkatkan tekanan pelemahan nilai tukar di berbagai negara

Tiga bank yang ditutup tersebut adalah Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank. BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah guna memitigasi ketidakpastian pasar keuangan global tersebut termasuk dampak rambatan penutupan bank di AS terhadap pasar keuangan domestik dan nilai tukar rupiah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Liburn Akhir Pekan di Jogja Naik Trans Jogja Aja, Ini Rute Lengkapnya Menuju Tempat Wisata

Jogja
| Sabtu, 11 Mei 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Menilik Jembatan Lengkung Zhaozhou Tertua di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement