Advertisement
Pastikan Perkembangan Pertanian DIY, BPS Gelar Sensus Pertanian Mulai 1 Juni
Advertisement
Harianjogja.com, EKBIS—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY akan mulai menggelar Sensus Pertanian 2023 pada 1 Juni sampai 31 Juli 2023 mendatang.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan ini merupakan sensus ketujuh yang digelar 10 tahunan. Menurutnya ini hal yang strategis di tengah isu tentang pangan dunia.
"Kegiatan sensus pertanian ini merupakan yang ketujuh setelah Indonesia merdeka. Posisinya sangat strategis di tengah isu tentang pangan global," ucapnya di kantor BPS DIY, Jumat (5/5/2023).
Dia berharap agar semua elemen masyarakat memberikan dukungan. Memberikan jawaban yang benar dan menerima kedatangan petugas dari BPS. Berbagai pertanyaaan akan diajukan berkaitan dengan pertanian. Tidak hanya pertanian rumah tangga, tetapi juga perusahaan pertanian berbadan hukum akan disensus.
Advertisement
"Ada sekian puluh pertanyaan yang akan dijawab. Bisa saja berbeda-beda. Kalau usahanya ini pertanyaan sekian yang akan relevan. Ada tujuh subsektor dari tanaman pangan, peternakan, perkebunan, kehutanan, jasa pertanian akan ditanyakan semua," jelasnya.
BACA JUGA: Sensus Pertanian 2023 Berusaha Jawab Isu Pangan Global dan Nasional
Sensus pertanian ini akan menjawab perkembangan pertanian selama 10 tahun. Misalnya dari sisi pengusahaan lahan, ada berapa banyak petani gurem di DIY dan secara nasional, apakah terjadi peningkatan atau penurunan.
Lalu seperti apa penguasaan lahannya, apakah lebih banyak dimiliki atau lebih banyak disewa. Seperti apa penerapan teknologinya, misalnya pengolahan lahan dan lainnya. Hingga kredit usaha yang digunakan untuk pertanian. "Tentu saja [sensus ini] sangat penting. Karena terkait dengan ketahanan nasional," ujar dia.
Di tengah lahan pertanian yang semakin sempit, menurutnya melalui sensus ini juga akan dilakukan pencatatan. Di samping dari Kementerian ATR juga melakukan update secara terjadwal tiga tahunan.
"Kalau dari sensus pertanian itu lebih dari penguasaan pengusaha, bisa perorangan, bisa perusahaan ya. Nanti dari sisi penguasaan itu dari sisi petani gurem, petani besar dengan kategori sekian hektare ke atas akan terlihat."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Food Estate Bakal Dilanjutkan untuk Mengejar Target Ketahanan Pangan Nasional
- Sepanjang 2024 BRI Salurkan KUR Rp184,98 Triliun ke UMKM, Sektor Pertanian Terbesar
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini 21 Januari 2025 Turun Rp2.000
- Distribusi Minyakita, Bulog Sebut Belum Terima Penugasan dari Presiden
- Harga Emas Antam Hari Ini 19 Januari 2025 Stagnan, Termurah Rp843.500
Advertisement
Tindak Perokok di Malioboro, Pemkot Jogja Akan Memberlakukan Sidang di Tempat
Advertisement
Kedai Fransis Pizza: Dibuka Singkat, Bisa Menikmati Pizza di Teras Rumah
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini 21 Januari 2025 Turun Rp2.000
- Presiden Prabowo Resmikan Proyek Strategis Ketenagalistrikan Terbesar di Dunia
- Sepanjang 2024 BRI Salurkan KUR Rp184,98 Triliun ke UMKM, Sektor Pertanian Terbesar
- 8 Perjalanan KA Dibatalkan Imbas Banjir yang Menggenangi Jalur Kereta di Grobogan, Ini Daftarnya
- Suku Bunga BI Jadi 5,75%, Begini Dampaknya ke Bisnis Menurut Apindo DIY
- Waroeng Steak & Shake Perpanjang Kerja Sama Sponsor untuk Atlit Bulu Tangkis Ganda Putra Reza Pahlevi/Sabar Karyaman
- Long Weekend, Asita DIY Perkirakan Lonjakan Wisatawan Mendekati Nataru
Advertisement
Advertisement