Advertisement
Pakar UGM: Subsidi Kendaraan Listrik Lebih Tepat untuk Transportasi Publik

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik salah satunya dengan memberikan subsidi pada konversi sepeda motor dari berbasis BBM menjadi berbasis listrik.
Menanggapi hal ini, Ketua Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Pengolahan Isyarat Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik UGM (DTETI FT UGM), Eka Firmansyah mengatakan sisi positif dari subsidi kendaraan listrik adalah untuk mendorong pertumbuhan permintaan dan ekosistem.
Advertisement
BACA JUGA : Adira Finance Gelar Pameran Kendaraan Listrik Pertama
Namun, akan lebih baik lagi jika subsidi diarahkan pada konversi transportasi publik. Dalam gelaran, G20, kata Eka, Indonesia sudah unjuk gigi dengan menampilkan bus listrik buatan Madiun yang didesain oleh tenaga Indonesia dan didesain oleh perguruan tinggi nasional.
"Bahkan baterainya buatan Jakarta. Ini artinya bila konversi disasar pada target tersebut, ada banyak hal bisa diraih," ucapnya kepada Harianjogja.com beberapa hari lalu.
Menurutnya beberapa hal yang bisa diraih di antaranya meningkatkan kapabilitas bangsa, menambah pengetahuan, membangun jejaring industri, bisa dinikmati banyak orang, mengurangi kemacetan, dapat dirawat sendiri, dan uang yang dikeluarkan sebagian besarnya tetap akan berputar di Indonesia.
Lebih lanjut dia mengatakan cepat atau lambat kendaraan akan beralih ke listrik. Sehingga harus disongsong dengan menyiapkan banyak hal di era tersebut. Misalnya jejaring industri, kesiapan pengguna, dunia pendidikan, rantai pasok energi, hingga regulasi dan regulatornya.
Dari sisi teknologi ini, menurutnya Indonesia tidak terlalu tertinggal. Sebab sejak 2013 Indonesia telah memiliki tim pengkaji penggunaan kendaraan listrik yang disebut tim Mobil Listrik Nasional. Hal-hal yang perlu disiapkan sangat besar, baik dari skala jumlah, skala biaya, skala energi, dan pemikiran.
BACA JUGA : PLN Kampanyekan Penggunaan Motor Listrik di Jogja
"Padahal waktu kita tidak banyak, pengalaman kita tidak banyak, dan sumber daya kita [termasuk keuangan] juga tidak besar. Sehingga harus dicari cara agar penggunaan kendaraan listrik ini ditempuh dengan cara yang seefisien mungkin."
Pemerintah memberikan subsidi ongkos konversi sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta. Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Gigih Udi Utomo menyampaikan masyarakat bisa mengonversi sepeda motor BBM ke motor listrik dengan mendaftarkan diri melalui web ebtke.esdm.go.id/konversi.
Situs ini menyediakan bagi pemohon untuk mendaftar, mencari informasi bengkel pelaksana, hingga mengecek status pengerjaan konversi. Tidak hanya pemohon konversi, bengkel juga bisa mendaftar menjadi bengkel pelaksana konversi melalui platform tersebut.
Kapasitas mesin motor yang bisa dikonversi adalah rentang CC antara 100 CC-150 CC. Tahun ini ditargetkan ada 50.000 unit yang dikonversi."Misalnya, biaya konversinya Rp15 juta, maka biaya yang harus dibayarkan ke bengkel adalah Rp15 juta dikurangi Rp7 juta, jadi sisanya Rp8 juta." ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Warga Paliyan Gunungkidul Meninggal Usai Tersetrum dan Jatuh dari Alat Berat
Advertisement

Long Weekend, Asita Perkirakan Wisatawan Lebih Ramai dari Lebaran
Advertisement
Berita Populer
- Mulai Besok, 1 Juni 2023 Sensus Pertanian DIY Dimulai
- Wah! Harga Rumah Subsidi Naik Per Juni 2023! REI: Sudah Lama Kami Tunggu
- Harga Rumah Subsidi Naik Juni 2023, REI DIY: Kami Usul Jadi Rp200 Juta Per Unit
- Jumlah Petugas Sensus Pertanian 2023 di DIY, Paling Banyak Ada di Gunungkidul
- Penting! Ini 4 Larangan Bagi Pelaku Usaha Jasa Keuangan
- Jelang Cuti Bersama Waisak, Penumpang Kereta Api Meningkat 22 Persen
- Swiss-Belboutique Jogja Gelar Breakfast Gathering Bersama DPD ASITA DIY
Advertisement
Advertisement