Advertisement
Banyak Usaha Penggilingan Padi Tutup, Ini Biang Keroknya!

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Harga beras kualitas medium belakangan ini semakin tak terkendali. Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras kualitas medium secara nasional pada Agustus 2023 telah menyentuh Rp12.000 per kilogram.
Harga beras medium pada Agustus 2023 mengalami kenaikan 10,8 persen dibandingkan rata-rata harga pada Januari 2023 sebesar Rp10.830 per kilogram.
Advertisement
Ketua Umum Komunitas Industri Beras Rakyat (Kibar), Syaiful Bahari, mengatakan harga beras medium tidak mungkin terkoreksi turun. Dia memprediksi harga beras justru akan terus naik hingga akhir tahun ini.
Kenaikan harga beras juga dipicu oleh tingginya harga gabah di petani. Syaiful menuturkan, produktivitas yang menurun telah mengkerek harga gabah kering panen (GKP) hingga di angka Rp6.500 - Rp7.000 per kilogram.
Harga gabah tersebut telah melampaui harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.6/2023 sebesar Rp5.000 per kilogram.
"Di Jawa saja, saat ini hanya menghasilkan GKP rata-rata 3 ton per hektare" ujar Syaiful saat dihubungi JIBI, dikutip Senin (21/8/2023).
Syaiful mengatakan banyak usaha penggilingan padi rakyat skala kecil tutup, imbas harga gabah yang terlampau tinggi. Pasalnya, mereka tidak sanggup untuk membeli gabah yang terlalu mahal. Hanya usaha penggilingan skala besar yang masih bertahan karena memiliki modal besar.
BACA JUGA:Festival Gerobak Sapi Jadi Ajang Kreatifitas Para Bajingan
"Faktor ini menjadi penyebab berkurangnya suplai beras ke pasar," tuturnya.
Selain harga beras yang diperkirakan terus melambung, Syaiful menyebut hal terburuk yang mungkin terjadi di akhir tahun adalah kelangkaan beras. Dia pun menilai pemerintah terlambat dalam mengantisipasi risiko krisis beras di tahun ini.
Padahal, pemerintah seharusnya sudah mengambil ancang-ancang menghadapi krisis beras sejak beberapa tahun lalu saat produksi beras mulai mengalami penurunan dan sumber impor masih terbuka lebar.
Sebagaimana diketahui, adanya ancaman kekeringan karena El Nino membuat sejumlah negara produsen beras dunia saat ini melakukan restriksi ekspor beras mereka, terutama India dan Thailand.
Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras dalam lima tahun terakhir cenderung stagnan dan menurun. Pada 2018 produksi beras nasional mencapai 33,94 juta ton; 2019 turun menjadi 31,31 juta ton; 2020 sebanyak 31,5 juta ton; 2021 sebanyak 31,36 juta ton; 2022 sebanyak 31,54 juta ton; dan 2023 diperkirakan produksi beras mencapai 31,5 juta ton.
"2023 ini merupakan yang tersulit bagi pemerintah untuk keluar dari krisis beras," ujarnya.
BACA JUGA:Siap-siap! Ada Pemadaman Listrik di Sleman, Cek Lokasinya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Binsis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement

Dinkes Gunungkidul Selidiki Dugaan Keracunan Menu MBG di Semin
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- KUR Perumahan Rp130 Triliun Dipastikan Cair Tahun Ini
- Mainan Jepang Jadi Magnet Wisata, Orang Dewasa Ikut Borong Koleksi
- Peserta BPJS Ketenagakerjaan Dapat Cicil Rumah dengan Bunga Rendah
- Proposal Bisnis Kopdes Wajib Sertakan Rincian Pembangunan Gudang
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
Advertisement
Advertisement