Advertisement

Wacana India Setop Ekspor Gula Bikin Harga Gula Industri Melonjak

Afiffah Rahmah Nurdifa
Minggu, 17 September 2023 - 18:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
Wacana India Setop Ekspor Gula Bikin Harga Gula Industri Melonjak Ilustrasi pembagian sembako murah. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Rencana larangan India untuk mengekspor gula pada Oktober 2023 akan berdampak pada kenaikan harga gula industri atau rafinasi yang diprediksi akan semakin tinggi pada awal 2024. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman, mengatakan meskipun India bukan negara utama asal impor gula bagi Indonesia, namun berhentinya stok dari India dapat berdampak pada harga rafinasi global.

Advertisement

"Sedikit saja satu negara melarang, itu akan sangat berpengaruh terhadap harga," kata Adhi saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Kamis (14/9/2023) lalu. 

Kondisi tersebut pun menjadi hal yang berat bagi para pelaku industri makanan dan minuman, terkhusus persoalan harga bahan baku yang melonjak sehingga menyebabkan harga jual produk yang tinggi. 

Sementara itu, dari sisi ketersediaan pasokan gula industri, Adhi optimistis tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebab, ada banyak negara pangsa impor lainnya seperti Thailand, Brasil hingga Australia. 

"Sekarang saja harga gula rafinasi ini sudah jauh lebih mahal dari harga gula konsumsi, untuk di level pabrik. Harganya sekarang rafinasi sekitar Rp13.000 per kg lebih, sementara harga konsumsi Rp12.500 per kg," tuturnya. 

Baca Juga: Penyesuaian Harga Gula Dikahawatirkan Berdampak ke Inflasi, Begini Penjelasan Bapanas

Dalam kondisi normal, harga gula industri di bawah Rp10.000 per kg. Dengan adanya lonjakan harga yang tinggi, para pengusaha kini tengah memutar otak untuk mengantisipasi bahan baku yang semakin mahal.

"Prediksi saya, gula rafinasi tahun depan naik lagi, mungkin tak sebesar tahun ini, mungkin sekitar Rp14.000 atau lebih," imbuhnya. 

Jika harga bahan baku makanan dan minuman terus meningkat, maka kondisi tersebut akan berimbas pada harga jual produk jadi mamin yang diprediksi akan naik 10%. 

Sebelumnya, dikutip dari Reuters, Minggu (17/9/2023) India akan melakukan pembatasan ekspor pada sejumlah pangan, salah satunya larangan ekspor gula yang akan berlaku mulai Oktober 2023. Hal ini menjadi yang pertama kalinya dilakukan India setelah 7 tahun mengekspor komoditas tersebut. 

Pelarangan tersebut dilakukan akibat kurangnya curah hujan sehingga mengurangi hasil tebu dalam negeri. Sehingga, mereka tidak memiliki cukup gula untuk dialokasikan pada kuota ekspor. 

"Fokus utama kami adalah memenuhi kebutuhan gula lokal dan memproduksi etanol dari kelebihan tebu," kata sumber pemerintah India yang tak ingin disebutkan namanya, melansir Reuters. 

Adapun, India hanya mengizinkan pabrik gula untuk mengekspor 6,1 juta ton gula selama musim berjalan hingga 30 September, usai membiarkan mereka menjual 11,1 juta ton gula pada musim lalu. 

Hujan monsun di distrik penghasil tebu terbesar di negara bagian Barat Maharashtra dan negara bagian selatan Karnataka berada 50 persen di bawah rata-rata sepanjang 2023. Adapun daerah ini menyumbang lebih dari setengah total produksi gula India.  

Kondisi hujan yang tak merata ini akan mengurangi produksi gula pada 2023/2024 dan bahkan mengurangi penanaman pada 2024/2025, menurut seorang pejabat industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Cegah Demam Berdarah, Dinkes Jogja Minta Warga Ganti Bak Mandi dengan Ember

Jogja
| Senin, 06 Mei 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement