Advertisement
Indonesia Jadi Negara Maju pada 2045, Ini yang Harus Ditempuh

Advertisement
Harianjogja.com, BADUNG–Pertumbuhan ekonomi yang konsisten di angka 5% menunjukkan ketangguhan Indonesia. Namun, Asian Development Bank (ADB) menyatakan Indonesia perlu mendorong tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dari rata-rata sebelum pandemi Covid-19 untuk menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045.
Vice President of Asian Development Bank (ADB) Scott Morris menyampaikan perekonomian Indonesia telah mengalami pemulihan yang tangguh, dari kontraksi 2,1% pada 2020 akibat pandemi Covid-19 menjadi 5,3% pada 2022. Pada tahun ini dan 2024, ADB pun memperkirakan ekonomi Indonesia akan tetap mencatatkan pertumbuhan yang kuat, pada tingkat 5%.
Advertisement
“Ke depan, kami memproyeksikan ekonomi akan tumbuh sebesar 5 persen pada 2023 dan 2024,” katanya dalam acara 12th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Rabu (6/12/2023).
Baca Juga:
Terungkap! Ini Alasan China Pilih Jadi Negara Berkembang Tak Mau Disebut Negara Maju
Jokowi: Indonesia Butuh Kepemimpinan Kuat untuk Jadi Negara Maju
Jokowi Sebut Indonesia Menjadi Negara Maju dalam 13 Tahun, Faisal Basri: Mustahil
Namun demikian, Scott mengatakan terdapat sejumlah tantangan yang dinilai dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara global dan Indonesia ke depan. Berbagai tantangan yang kompleks tersebut, di antaranya ketegangan geopolitik yang meningkat, tingkat suku bunga yang lebih tinggi, dan dampak dari perubahan iklim yang semakin cepat.
Menurutnya, mengatasi masalah keberlanjutan merupakan hal yang sangat penting bagi Indonesia untuk mencapai status ekonomi berpenghasilan tinggi pada 2045. Pertumbuhan PDB harus melebihi rata-rata sebelum pandemi, yang juga harus didukung dengan rencana pembangunan jangka panjang 2025-2045.
Kementerian Kementerian PPN/Bappenas pun memperkirakan bahwa PDB Indonesia perlu tumbuh rata-rata lebih dari 6% per tahun, jauh di atas rata-rata sebelum pandemi sebesar 5,3%. Di sisi lain, Scott memperkirakan, dengan meningkatnya permintaan akan konsumsi yang lebih ramah lingkungan secara global, mungkin akan berdampak pada model pertumbuhan Indonesia di masa mendatang.
“Ada juga peluang yang signifikan dalam lingkungan yang penuh tantangan ini. Reformasi struktural yang sedang berlangsung telah mendorong investasi dalam penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan iklim bisnis. Transisi energi global akan memacu peningkatan sumber daya primer seperti nikel, litium, dan energi terbarukan, sehingga menawarkan peluang yang sangat menjanjikan untuk mendorong potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutur Scott.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
- Harga Bawang Merah Masih Tinggi di Level Rp42.528 per Kilogram
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Tarif Listrik PLN Mulai 1 Juli 2025
- Barsa City Yogyakarta Resmikan HQ dan Unit Baru Tipe Studio
- Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juni 2025 Turun Drastis, Rp1,88 Juta per Gram
- 30.000 Pekerja Terkena PHK hingga Juni 2025, Begini Langkah Pemerintah
- Hingga Mei 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Mencapai Rp7,26 Triliun
- Harga Bawang Merah dan Cabai Hari Ini 30 Juni 2024 Turun
- Permudah Perizinan Usaha, Pemerintah Terbitkan PP 28/2025 dan Wajibkan Semua K/L Masuk OSS-RBA
Advertisement
Advertisement