Suplai Pangan Masih Tergantung Global, Inflasi Harus Diwaspadai
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Tren pertumbuhan ekonomi DIY 2024 diramal akan lebih baik dari tahun ini. Namun suplai pangan Indonesia yang masih tergantung global dapat memengaruhi inflasi.
Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y. Sri Susilo meramal ekonomi DIY bisa tumbuh di kisaran 5,5%-5,6% tahun depan. Di atas target nasional 5,2%. Sementara terkait dengan inflasi menurutnya yang perlu diwaspadai adalah terkait dengan pangan. Sebab kondisi global belum membaik dan pangan Indonesia masih bergantung dari suplai global.
Advertisement
Beberapa negara yang biasa ekspor pangan kini berhenti ekspor. Sebab perang Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina masih berlanjut. Sehingga beberapa komoditas pangan yang disuplai dari impor kemungkinan akan terdampak.
"Harus hati-hati saja, inflasi pangan tetap bisa jadi momok. Pengalaman yang lalu kasus inflasi secara nasional dan daerah bisa didorong karena pangan dalam arti luas," jelasnya, Rabu (27/12/2023).
Baca Juga
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Loyo di Akhir Tahun, Ini Penyebabnya
Jadi Penyumbang Pertumbuhan Ekonomi DIY, Ini Tanggapan Pelaku Angkutan Pariwisata
BI DIY: Ada 3 Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III/2023
Selain pangan, inflasi juga bisa disumbang dari sektor pendidikan, misalnya jika terjadi kenaikan SPP. Juga berasal dari kenaikan harga tiket saat musim liburan.
"Saat liburan harga tiket melonjak, ini yang ke depan harus jadi perhatian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY, pemerintah daerah (Pemda), dan Bank Indonesia (BI) tidak hanya memastikan stok aman, namun juga distribusinya," lanjutnya.
Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim memperkirakan inflasi 2024 diperkirakan semakin melandai dan berada pada sasaran 2,5% plus minus 1%. Penyesuaian suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) diperkirakan akan mempengaruhi penurunan ekspektasi inflasi.
Penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) bersama TPID dalam tajuk 4K [Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif] juga diharapkan dapat mengendalikan inflasi. Beberapa tarif terkait bahan bakar rumah tangga, air serta BBM non subsidi yang masih stabil dengan tahun 2023 diperkirakan dapat menghambat pertumbuhan inflasi.
"Ke depannya terdapat beberapa risiko dan faktor yang perlu diwaspadai dalam rangka menjaga pencapaian target inflasi diantaranya penyelenggaraan event yang diselenggarakan berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu, kemungkinan anomali iklim yang mempengaruhi produktivitas pertanian serta peningkatan permintaan antar daerah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Proyek Taman Jalan Affandi Ditargetkan Rampung Awal Desember, Ini Jenis Pohon yang Ditanam
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- GATF Kembali Digelar di Jakarta, Hadirkan Lebih dari 500 Ribu Kursi dengan Harga Terjangkau
- Menko Bidang Pangan Sebut Ada Rencana Setop Impor Beras Tahun Depan
- OJK: KUR Tidak Termasuk Utang Macet yang Bisa Dihapus
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Capai 4,7 hingga 4,9 Persen di 2025
- Harga Bitcoin Pecah Rekor, Investor Diminta Berhati-hati Titipkan Dana Investasinya
- Sah! Maya Watono Jabat Direktur Utama Holding BUMN InJourney, Berikut Profilnya
- Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS dari Lawatannya ke Inggris
Advertisement
Advertisement