Advertisement
Duh! Laju Pertumbuhan Ekonomi di Gunungkidul 2023 Melambat, Ini Buktinya

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul menyampaikan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Bumi Handayani pada 2023 lebih lambat daripada setahun sebelumnya.
Kepala BPS Gunungkidul, Joko Prayitno mengatakan laju pertumbuhan ekonomi Gunungkidul 2023 menyentuh angka 5,04%. Jika dibandingkan dengan 2022 yang angkanya mencapai 5,37%, maka pertumbuhan ekonomi 2023 memang lebih lambat.
Advertisement
Kendati demikian, jumlah barang dan jasa naik. Sebab itu, dia mengaku pertumbuhan ekonomi 5,04% tergolong positif. “Dibandingkan tahun kemarin [2022] perekonomian kami lebih baik [2023] hanya lajunya lebih lambat sedikit,” kata Joko ditemui di Kantor BPS Gunungkidul, Jumat (1/3/2024).
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari dua indikator yaitu tingkat pendapatan/penghasil dan konsumsi/pengeluaran. Di tingkat penghasil ada beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan seperti jasa informasi dan komunikasi dan konstruksi. Lalu dari sisi konsumsi ditopang oleh pengeluaran rumah tangga sekitar 2,5%. “Baru disusul pembentukan modal tetap bruto atau bisa kami sebut dengan investasi 1,16 persen,” katanya.
Joko menerangkan kegiatan paling banyak di Gunungkidul berasal dari sektor pertanian. Sektor ini sangat dipengaruhi oleh cuaca. Tahun 2023, kata dia lapangan usaha di sektor pertanian berkurang karena adanya pergeseran masa tanam sebab musim kemarau panjang. Hal ini memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Adapun proyek-proyek strategis nasional seperti Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi yang cenderung mengarah ke postitif. Hanya saja nilai pertumbuhan tersebut belum dapat Joko sampaikan karena belum ada kajian khusus. “Bisa dilihat juga di sana sudah muncul rest area atau tempat jual makanan dan sebagainya,” ucapnya.
Hal tersebut selaras dengan pertumbuhan sektor penyediaan akomodasi dan makan/minum dan transportasi dan pergudangan yang menurut Joko positif.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengaku pertumbuhan ekonomi 5,04% meski lebih lambat dari tahun 2022 masih tergolong baik. “Kami bersyukur masih di atas lima koma sekian persen. Apalagi di tengah-tengah kenaikan banyak bahan-bahan pokok,” kata Kelik.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Meleset dari Target, Ini Penyebabnya
Dia menambahkan perkembangan UMKM di Gunungkidul juga cukup bagus. Selain itu, sektor perdagangan mengalami kenaikan di tahun 2023 dibandingkan 2022. Tahun 2024, akselerasi pertumbuhan ekonomi, kata Kelik akan sangat terbantu dengan adanya bermacam program dari Pemkab Gunungkidul.
"Program-program kegiatan [2024] dari pemerintah [kabupaten] banyak direncanakan pelaksanaannya di enam bulan pertama, itu terkait pengadaan-pengadaan barang jasa dan lain halnya diharapkan menjadi salah satu triger untuk berkontribusi pada akselerasi roda perekonomian di Kabupaten Gunungkidul," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 6 Mata Uang Ini Gilas Dolar AS
- Tiga Alasan Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Saat Ini Jadi 5,5 Persen
- Presiden Prabowo Sebut Jatah Impor BBM 40 Miliar Dolar AS Bisa Digunakan untuk Pendidikan dan Kesehatan
- Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,5 Persen
- Setelah Demo Ojol, Perwakilan FDTOI Jogja Diundang Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR
Advertisement

Komunitas Motor Honda Yogyakarta, Kedu dan Banyumas Unjuk Gigi di Kompetisi Safety Riding Regional 2025
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Klaim Serap Lelang SUN Lebih Tinggi dari Target
- Volatilitas Rupiah Terjaga, BI-Rate Diproyeksi Turun di RDG Mei
- Setelah Demo Ojol, Perwakilan FDTOI Jogja Diundang Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR
- Pemerintah Diminta Perjelas Narasi Program Tiga Juta Rumah, Anggota DPR: Sampaikan dengan Bahasa Sederhana
- Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,5 Persen
- Keputusan Bank Indonesia Memangkas BI Rate Jadi 5,5 Persen Dinilai Tepat, Ini Penjelasannya
- Edukasi Kosmetik Anti Overclaim, PT Mash Moshem Indonesia Siap Bimbing Calon Beautypreneur di IFBC Yogyakarta
Advertisement