Advertisement

Impor Kurma Terbesar dari Indonesia Bukan dari Israel Melainkan dari Negara Ini

Newswire
Jum'at, 15 Maret 2024 - 19:32 WIB
Maya Herawati
Impor Kurma Terbesar dari Indonesia Bukan dari Israel Melainkan dari Negara Ini Kurma / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTAImpor kurma terbesar Indonesia bukan berasal dari Israel. Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan tidak ada sama sekali impor kurma dari Israel. Kurma terbanyak di Indonesia didatangkan dari Tunisia.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, Indonesia tidak melakukan impor kurma dari Israel. "Tidak ada impor kurma yang berasal dari Israel, karena dari data BPS menunjukkan impor kurma terbesar kita dari Tunisia, Mesir, Iran dan Arab Saudi," kata Amalia di Jakarta, Jumat (15/3/2024).

Advertisement

Sepanjang Januari-Februari 2024, Indonesia melakukan impor kurma dari Tunisia mencapai 29,66%. Disusul kemudian oleh Mesir 28,35%, Iran 9,3%, Arab Saudi 8,61% dan lainnya 24,07%.

Amalia menyebut, menjelang Ramadan terjadi kenaikan impor pada komoditas kurma baik secara nilai maupun volume.

Nilai impor kurma pada Februari 2024 tercatat 17,81 juta dolar AS atau naik 25,77% dibanding bulan sebelumnya, yang sebesar 13,66 juta dolar AS.

Secara volume, impor kurma tercatat 11.240 ton atau naik 51,28% dibanding Januari 2024 yang tercatat 7,43 ribu ton. Menurut Amalia, impor Februari 2024 masih lebih rendah dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 12.790 ton. "Memang dibanding tahun sebelumnya, impor kurma ini masih relatif lebih rendah," ucapnya.

BACA JUGA: 6 Juta Pemudik Bakal Masuk DIY, Dishub: Yang Tidak Berkepentingan Jangan Masuk Kota Jogja

Sementara itu, BPS menyebut bahwa impor pada Februari 2024 mencapai 18,44 miliar dolar AS, mengalami penurunan 0,29% secara bulanan namun mengalami peningkatan 15,84% secara tahunan.

Penurunan nilai impor secara bulanan terjadi pada kelompok bahan baku/penolong. Sementara itu, peningkatan impor secara tahunan disumbang oleh kelompok barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal.

Selanjutnya, nilai ekspor Indonesia mencapai 19,31 miliar, dolar AS, mengalami penurunan 5,79% secara bulanan dan 9,45% secara tahunan. Penurunan nilai ekspor secara bulanan dan tahunan utamanya disumbang oleh penurunan nilai ekspor sektor industri pengolahan.

Indonesia pun kembali mengalami surplus neraca perdagangan sebesar 0,87 miliar dolar AS. Surplus ini memperpanjang catatan surplus beruntun menjadi 46 bulan secara berturut-turut, walaupun surplus tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Bupati Bantul Abdul Halim Sebut Ketahanan Nasional dan Wawasan Kebangsaan Jadi Materi Retreat Akmil

Bantul
| Sabtu, 22 Februari 2025, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki

Wisata
| Jum'at, 21 Februari 2025, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement