Advertisement
Kemiskinan Argentina Kian Menjadi, Warga Berburu Makanan di Tempat Sampah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Argentina mengalami krisis ekonomi selama beberapa dekade seiring dengan melonjaknya inflasi hingga lebih dari 250%. Kini banyak masyarakat kesulitan akan bahan pangan, bahkan mereka harus mencari makanan dari barang-barang yang sudah dibuang.
Mengutip Reuters, Senin (18/3/2024), Presiden Argentina, Javier Milei diketahui sedang berusaha untuk menekan inflasi sebesar tiga digit untuk melakukan penghematan yang ketat.
Advertisement
Adapun, langkah tersebut memang dapat meningkatkan keuangan negara. Namun, hal ini sangat menekan masyarakat. “Kami memiliki beberapa wadah di belakang tempat sampah dibuang dan ketika Anda membawa sebuah kotak, Anda melihat 20 orang mendatangi Anda untuk melihat apa yang bisa mereka bawa sebagai sepiring makanan ke meja mereka,” kata seorang penjual buah dan sayuran di Buenos Aires, Sandra Boluch.
Boluch juga menuturkan bahwa kondisi ini dinilai sulit dan menyedihkan, menimbang banyaknya orang yang sudah lanjut usia. Dia juga mengatakan bahwa ekonomi orang-orang sudah sangat menderita.
Kemudian, seorang pria berusia 62 tahun yang sedang mencoba untuk berbelanja di pasar grosir untuk mendapatkan penawaran, Ines Ambrosini, juga mengatakan bahwa dampak dari harga makanan sangat parah.
“Semuanya membutuhkan uang, makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, daging, produk susu. Datang ke pasar-pasar ini membantu Anda lebih menjaga ‘dompet’ Anda," ujar dia.
Laporan pada bulan lalu menunjukan bahwa kemiskinan di Argentina telah mendekati 60% dari 40% pada 2023. Hal ini memberikan tekanan pada rencana reformasi dan pemotongan belanja Milei.
Milei juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi krisis yang ada. Contohnya seperti pemotongan belanja negara, menargetkan subsidi untuk hal-hal seperti utilitas dan transportasi, serta berupaya menyederhanakan program kesejahteraan.
Pemerintah juga mendevaluasi peso lebih dari 50% pada Desember 2024 yang mendorong inflasi lebih lagi. Harga-harga dalam dolar sudah meningkat dan masyarakat negaranya merasakan dampaknya.
BACA JUGA: Negara di ASEAN Berkolaborasi, Krisis Pangan dapat Teratasi
Berdasarkan laporan pada Selasa (12/3/2024), diketahui juga bahwa inflasi bulanan Februari 2024 mencatatkan sebesar 13,2%, melambat dari perkiraan.
Kemudian, tingkat inflasi tahunan pada Februari 2024 meningkat menjadi 276,2%, yang juga lebih rendah dari perkiraan sebesar 282,1%. Walaupun angka tersebut lebih rendah dari perkiraan, nyatanya angka tersebut memperkuat posisi Argentina sebagai negara inflasi terburuk di dunia, sehingga daya beli masyarakat melemah dan meningkatnya kemiskinan.
Presiden juga telah memberi isyarat bahwa bulan ini bisa menjadi lebih rumit, karena adanya sinyal perekonomian yang tampak suram dengan menurunnya penjualan aktivitas dan produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pengecer Boleh Berjualan Lagi, Pemda DIY Pastikan Stok dan Harga LPG 3 Kg Stabil
- Per Januari 2025, Piutang 10 Ribu UMKM Telah Dihapus Pemerintah
- BPS Mencatat Harga Beras Eceran Makin Mahal, Tembus Rp14.616 per Kilogram
- Pameran Properti REI DIY Rumah Harga Rp500 Juta-Rp750 Juta Paling Laris
- Aptrindo Jateng DIY Minta Pengemudi Truk Diminta Kurangi Kecepatan di Jalan Tol Berlubang
Advertisement
Waspada! BMKG Mengeluarkan Peringatan Dini Potensi Hujan Lebat, Petir Disertai Angin Kencang di Bantul dan Gunungkidul Malam Ini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Rayakan Valentine Romantis di The Rich Jogja Hotel
- Naik Lagi, Harga Emas Antam Kini Rp1.663.000 per Gram
- Potensi Ekspor 2025, Apindo DIY: Optimis tapi Tetap Waspada Kebijakan Trump
- Ekonom UGM Menilai Efisiensi Anggaran Harus Dilakukan Secara Cermat
- Empat IKM Asal Sleman Ikuti Pameran INACRAFT di Jakarta, Jadi Peluang Kenalkan Produk Lokal
- Ekonomi DIY 2024 Tumbuh 5,03 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa
- Tingkat Konsumsi Rumah Tangga Rendah, Belum Bisa Seperti Sebelum Pandemi
Advertisement
Advertisement