Advertisement
Inflasi DIY Berpotensi Naik Jelang Libur Natal dan Tahun Baru
Inflasi / Ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Desember 2025 diproyeksikan meningkat hingga 0,5 persen secara bulanan seiring kenaikan harga pangan dan lonjakan kunjungan wisatawan jelang Natal dan Tahun Baru.
Hal ini diutarakan Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta, Y. Sri Susilo. Ia mengatakan sejak awal Desember harga kebutuhan pokok, seperti telur dan cabai, mulai mengalami kenaikan. Kenaikan harga bahan pangan tersebut masuk dalam komponen pembentuk inflasi DIY.
Advertisement
Kenaikan inflasi juga diproyeksikan dipicu oleh peningkatan kunjungan wisatawan ke DIY selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Bahkan, menurut Susilo, lonjakan wisatawan mulai terlihat meskipun masa libur sekolah belum dimulai.
“Dan ini tentu saja ada demand pull inflation. Saya memprediksi bisa 0,5 persen,” ujarnya, Jumat (19/12/2025).
BACA JUGA
Meski inflasi bulanan diperkirakan meningkat, menurutnya laju inflasi DIY secara tahunan masih akan terjaga dalam kisaran target Bank Indonesia (BI), yakni 2,5 persen dengan toleransi plus minus 1 persen. Keberadaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), kata Susilo, menjadi faktor penting dalam menjaga ketersediaan bahan pokok sehingga pasokan tetap terjaga.
Susilo menjelaskan inflasi di Indonesia selama ini lebih banyak dipengaruhi faktor sisi penawaran (supply side) dibandingkan sisi permintaan (demand side). Faktor supply side sangat bergantung pada produksi dan distribusi barang ke pasar. Namun, ia menambahkan, terdapat guncangan permintaan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berlangsung hampir setiap hari.
“Pasokannya mungkin belum bisa mengimbangi. Permintaan yang tinggi menyebabkan harga naik karena pasokannya tetap,” jelasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2025 sebesar 109,22 atau mengalami inflasi 0,27 persen secara bulanan. Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi tercatat 2,92 persen, sedangkan secara tahun kalender (year to date/ytd) mencapai 2,45 persen.
Statistisi Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono, mengatakan inflasi November 2025 terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,77 persen dengan andil 0,20 persen.
Selain itu, menurutnya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang inflasi terbesar kedua, yakni mengalami inflasi 0,54 persen dengan andil 0,04 persen. Sementara itu, kelompok kesehatan menjadi penahan laju inflasi pada November 2025 karena mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
“Inflasi November 2025 sebesar 0,27 persen secara bulanan utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
SIM Keliling Gunungkidul Sabtu 20 Desember 2025, Ini Titik Layanannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




