Advertisement
Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Ilustrasi ekspor impor, pengangkutan barang di pelabuhan. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY menyebut pelemahan rupiah bisa berdampak pada lonjakan ekspor, tetapi bagi yang bahan bakunya tidak berbasis impor atau lokal. Misalnya untuk furniture, craft, dan lainnya.
Ketua Komtap Pembinaan dan Pengembangan Sekretariat Kadin DIY, Timotius Apriyanto mengatakan bagi industri pengolahan yang bahan bakunya dari impor justru akan memberatkan eksportir. Seperti yang bergerak di tekstil dan produk tekstil. "Secara teori ekspor yang tidak berbahan baku impor," ucapnya, Jumat (19/04/2024).
Advertisement
Dia menjelaskan akan terjadi penyesuaian harga bagi yang bahan bakunya dibeli dengan dolar. Bahkan diprediksi bisa turun jika sampai dengan pertengahan semester ini rupiah belum menguat.
Apalagi, kata Timotius, perusahaan besar sektor utama produksinya tidak sampai 100%, hanya di kisaran 70-90%. Bahkan ada laporan hanya 30% dari kapasitas. "Memberatkan dari raw material kami beli dengan USD," jelasnya.
Baca Juga
Selain Amerika Serikat, India Bisa Jadi Opsi Tujuan Ekspor Produk Lokal DIY
Ekspor Tekstil DIY Belum Maksimal, Ini Upaya Disperindag DIY
Ekspor DIY Januari 2024 Secara Tahunan Membaik
Menurutnya bagi perusahaan yang sudah settle mereka sudah melakukan kontrak jangka panjang. Bahkan sejak tahun lalu. Sehingga tidak terlalu terpengaruh.
Sementara bagi perusahaan menengah atau yang belum melakukan kontrak penjualan jangka panjang dan tidak menggunakan local currency settlement mereka akan mengalami kerugian kurs.
"Ini juga pasti akan memukul perusahaan yang orientasi ekspor, bahan baku impor, dan belum ada kontrak order jangka panjang," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan mestinya pemerintah punya kebijakan menjamin mereka bisa mendapatkan fasilitas insentif. Saat ini menurutnya intervensi Bank Indonesia (BI) belum cukup kuat menahan laju penguatan dolar.
Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyebut biasanya saat rupiah melemah justru terjadi peningkatan ekspor. Pasalnya ada kecenderungan barang dianggap lebih murah sehingga permintaan bertambah.
Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan terkait dengan nilai mata uang ini masih tidak pasti, apakah akan melemah dalam waktu pendek atau panjang. "Biasanya justru terjadi peningkatan ekspor," ucapnya.
Nilai tukar rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berdasarkan data Jumat (19/04/2024) mencapai Rp16.280 per dolar AS. Melemah dari posisi Kamis (18/04/2024) sebesar Rp16.177 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
- KSPI Perkirakan Kenaikan UMP 2026 Hanya 4-6 Persen
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
Advertisement
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




