Advertisement
Pakar Sebut Kenaikan UKT Bisa Kerek Inflasi DIY
Ilustrasi inflasi - ekonomi / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Selain memicu gelombang protes, kenaikan UKT juga bisa berdampak pada lonjakan inflasi, khususnya di DIY.
Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y. Sri Susilo mengatakan kenaikan UKT berlaku untuk mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025. Dampaknya pengeluaran untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akan naik sehingga bisa mengerek inflasi di sektor pendidikan. "Kenaikan 3-5x liptan tentu saja itu inflatoir atau mendorong inflasi," ucapnya, Jumat (24/5/2024).
BACA JUGA : Prabowo dan Nadiem Makarim Punya Pandangan Beda soal UKT
Advertisement
Ia menyebut seberapa jauh dampaknya masih perlu dihitung lagi, apakah produk jasa lainnya ikut naik atau tidak. Menurutnya kemungkinan dampak inflasinya dirasakan pada Agustus 2024, namun jika pembayarannya sudah dimulai Juni 2024 maka di bulan tersebut sudah berdampak.
Sri menduga dampaknya cukup signifikan, sebab porsi kenaikannya cukup besar. Kemudian setiap PTN kenaikannya juga berbeda, sehingga perlu dikroscek lagi. "Saya kira kalau enggak signifikan saya bilang cukup signifikan saya menduga cukup signifikan," ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DIY pendidikan masuk ke dalam 11 kelompok pengeluaran yang berdampak pada inflasi. Secara tahunan atau (year-on-year/yoy) inflasi DIY April 2024 DIY sebesar 2,87%. Kelompok pengeluaran pendidikan mengalami inflasi 1,72% dengan andil pada inflasi 0,11%.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan inflasi DIY April 2024 secara tahunan paling tinggi disumbang dari kelompok makanan, minuman dan tembakau 7,23% dengan andil 1,96% dari 2,87%. Kelompok transportasi juga mengalami inflasi 1,91% yoy dengan andil 0,25%. "Berikutnya perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 3,85% andil 0,23%," kata Herum.
BACA JUGA : Geger UKT Mahal, Begini Respons Prabowo Subianto
Bank Indonesia (BI) DIY menilai biaya pendidikan khususnya perguruan tinggi berpotensi mengerek angka inflasi di DIY. Terlebih belakangan muncul wacana kenaikan UKT.
Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim menyampaikan inflasi di bulan-bulan berikutnya pada kebutuhan akademi/perguruan tinggi harus diwaspadai. Dia mengatakan berdasarkan survei biaya hidup 2022, akademi/perguruan tinggi masuk 10 besar komoditas yang berpengaruh pada inflasi DIY.
Di Kota Jogja, akademi/perguruan tinggi ada di posisi ke-5 dengan bobot 3,41%; sementara di Gunungkidul ada di posisi ke-8 dengan bobot 2,11%. Menurutnya jelang tahun ajaran baru kebutuhan biaya sekolah akan naik. Belum lagi ada kabar kenaikan UKT. "Stabilnya inflasi yang ada di DIY ini harus tetap diwaspadai," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
- KSPI Perkirakan Kenaikan UMP 2026 Hanya 4-6 Persen
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
Advertisement
UMK Kulonprogo 2026 Berpotensi Naik, Ini Besarannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- BI Optimistis Pertumbuhan Kredit 2025 Tembus 8 Persen
- Bulog Salurkan 35 Persen Minyakita Langsung ke Pengecer
- Harga Emas Naik, UBS dan Galeri24 Kompak Melonjak
- Harga Emas UBS & Galeri24 Naik, Simak Update 23 Desember
- Kadin DIY Galang Dana dan Magang untuk Korban Banjir Sumatera
Advertisement
Advertisement




