Advertisement
Asita DIY Keluhkan Minimnya Kuota Naik Borobudur, Bikin Wisman Kecewa

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— DPD Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) DIY mengeluhkan minimnya kuota untuk naik ke Candi Borobudur. Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Asita DIY, Edwin Ismedi Himna menyampaikan pembatasan ini membuat wisatawan mancanegara (Wisman) yang kehabisan kuota kecewa.
Dia menjelaskan saat ini sedang peak season kunjungan Wisman ke DIY. Terbatasnya kuota naik Candi Borobudur menjadi kendala yang dihadapi Asita DIY. Per hari kuotanya hanya 1.200 orang, dan tidak cukup untuk mengakomodir banyaknya Wisman yang berkunjung.
BACA JUGA : Libur Lebaran 2024, Pengunjung Candi Borobudur Diperkirakan Naik 5 Persen
Advertisement
"Kemarin kami sampaikan ke Bapak Gubernur, beliau juga paham. Perlu koordinasi dengan pusat, karena borobudur di bawah In Journey PT Aviasi Pariwisata Indonesia," ucapnya, Sabtu (27/7/2024).
Edwin menjelaskan jika pembatasan dengan kuota ini terus diberlakukan, dia khawatir justru akan menjadi boomerang pariwisata di Indonesia, khususnya DIY. Sebab Wisman dari Eropa, Korea, Jepang tidak mau berkunjung ke Borobudur jika tidak bisa naik.
Baginya ini ancaman yang harus disampaikan ke pemerintah pusat dalam hal ini Kemenparekraf. Kuota naik ke Borobudur, kata Edwin, dibuka untuk umum, namun Asita punya kuota sendiri, dan dari kuota ini pun masih kurang.
"Sehari wisatawannya lebih dari 1.200 atau melebihi kuota, tidak mencukupi dengan yang saat ini datang ke Jogja," katanya.
Menurutnya Borobudur menjadi salah satu destinasi wisata yang punya magnet besar bagi wisatawan. Sehingga wisatawan, khususnya Wisman yang tidak bisa naik akan kecewa.
BACA JUGA : Atraksi Kelana Cerita Disajikan di Candi Prambanan hingga Borobudur selama Libur Lebaran
Lebih lanjut dia mengatakan, kunjungan Wisman khususnya dari Eropa masih akan tinggi sampai dengan September 2024. Seperti dari negara Belanda, Jerman, Perancis, Spanyol, hingga Belgia. Kemudian pada Oktober 2024 diperkirakan akan berangsur-angsur turun. "Pasti mereka kecewa hanya bisa menikmati dari bawah dari pelataran gak bisa naik ke atas," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin (7/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Cek Harga Emas Hari Ini, Antam, UBS dan Galeri24
- Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 6 Juni 2025: Cabai Rawit Merah Rp51 Ribu
- Produksi Kopi Indonesia Masuk Jajaran Lima Besar Dunia
- Insentfif Motor Listrik Banyak Ditunggu Konsumen
- QHOMEMART Launching Toko Material
- Pemerintah Diminta Kaji Ulang Penerapan Pajak UMKM di Shopee, Tokopedia Cs
Advertisement
Advertisement