Advertisement

Promo November

Kadin DIY Sambut Positif Penurunan BI Rate, Tapi Waspadai Risiko Ini..

Anisatul Umah
Jum'at, 20 September 2024 - 12:47 WIB
Ujang Hasanudin
Kadin DIY Sambut Positif Penurunan BI Rate, Tapi Waspadai Risiko Ini.. Bank Indonesia - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Ketua Komtap Pembinaan dan Pengembangan Sekretariat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Timotius Apriyanto menyambut baik keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6%. Menurutnya penurunan suku bunga ini bertujuan untuk memberikan stimulus ekonomi.

Sehingga diharapkan konsumsi, investasi, dan kredit bisa meningkat. Ia menyebut keputusan ini cukup moderat dan berani, sebab tidak ada pilihan lain untuk mendongkrak konsumsi masyarakat. Apalagi di tengah penurunan kelas menengah keputusan ini bisa menjadi stimulus.

Advertisement

"BI Rate diturunkan, harapannya akan ada peningkatan dari sisi jumlah kredit ya, tentunya yang diharapkan kredit investasi dan modal kerja," ucapnya, Jumat (20/9/2024).

Ia mengatakan penurunan suku bunga BI juga diharapkan bisa menggairahkan permintaan di tengah deflasi yang terjadi berturut-turut tahun ini. Kadin DIY berharap keputusan ini bisa segera sampai ke kebijakan operasional.

Hal ini sudah disampaikan ke BI dan OJK agar segera disosialisasikan dan diikuti kebijakan turunnya. "Kami berharap sebelum satu bulan segera diimplementasikan ke bank," harapnya.

Akan tetapi di tengah dampak positif penurunan suku bunga BI, Timotius menekankan ada risiko yang harus diwaspadai. Terutama investor besar yang bisa menarik sebagian portofolio investasinya dari dalam negeri. Sebab mereka melihat yield yang lebih menarik.

BACA JUGA: BI Rate Turun Jadi Momentum Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Lebih lanjut dia mengatakan jika dilihat secara konteks global keputusan ini mendahului Fed Funds Rate (FFR) yang masih berencana menurunkan suku bunga. Ia menjelaskan Pemilu presiden baru AS baru akan digelar November 2024, dan ada risiko The Fed mempertahankan higher for longer.

"Yang perlu diwaspadai risiko investasi lalu capital flow keluar akan mengganggu stabilitas moneter yang kita jaga," ucapnya.

Di sisi lain dia berharap agar rencana menaikkan PPN menjadi 12% ditunda. Menurutnya nanti akan sia-sia BI menurunkan suku bunga yang berisiko pada capital flow, tapi malah pemerintah menaikkan PPN jadi 12%. "Ini akan kontraproduktif."

Sebelumnya, DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY juga menyambut baik keputusan BI menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6%. Ketua DPD REI DIY, Ilham Muhammad Nur berharap penurunan suku bunga BI akan diikuti dengan penurunan suku bunga KPR.

"Ya tentu menyambut baik ya atas penurunan BI Rate menjadi 6%," ucapnya.

Ia mengatakan biasanya setelah suku bunga BI turun perbankan butuh waktu sekitar satu sampai dua bulan untuk melakukan penyesuaian. Sehingga diharapkan dampak penurunan BI Rate bisa dirasakan di akhir tahun 2024.

Terkait berapa besar peningkatannya Ilham belum bisa menyampaikan detail proyeksi persentasenya. Akan tetapi dia yakin penjualan properti akan meningkat khususnya dengan dengan cara KPR.

"Penjualan khususnya penjualan dengan cara KPR itu akan meningkat pasti," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Hindari Kerusakan, Distribusi Logistik Pilkada 2024 Dibungkus Plastik Berlapis

Sleman
| Minggu, 24 November 2024, 09:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement