Advertisement
Disperindag DIY Sebut Secara Umum Ekspor 2024 Membaik

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat nilai ekspor DIY pada Agustus 2024 mencapai 46,74 juta dolar AS, turun 2,50% secara bulanan atau (month-to-month/mtm). Secara tahunan atau (year-on-year/yoy) naik 16,7% di mana pada Agustus 2023 sebesar 40,05 juta dolar AS.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY berpandangan secara umum untuk 2024 ekspor DIY sudah membaik, meningkat dari 2023. Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan penurunan terbesar disumbang oleh komoditas pakaian jadi bukan rajutan.
Menurutnya komoditas ini sangat berpengaruh pada naik turunnya nilai ekspor DIY. Mengingat share nilai ekspor tertinggi di DIY berasal dari komoditas tersebut.
"Adanya permintaan penurunan yang berpengaruh terhadap nilai ekspor kemungkinan disebabkan kebutuhan konsumen," kata Syam, Jumat (4/10/2024).
Ia berharap bulan depan menjelang musim dingin, musim liburan, Natal dan Tahun Baru, permintaan akan meningkat lagi. Sehingga bisa mendongkrak nilai ekspor DIY.
Lebih lanjut dia mengatakan, Disperindag DIY melakukan beberapa hal untuk terus mendorong ekspor. Mulai dari pelatihan, pendampingan, dan pemasaran untuk ekspor.
Ada juga fasilitas dari hulu di bidang industri seperti peningkatan inovasi produk, standarisasi produk, kemasan, bantuan alat produksi hingga pemasaran online yang sudah menjangkau pasar internasional.
"Agar pelaku usaha kita semakin terbuka luas untuk akses pasarnya," jelasnya.
Advertisement
BACA JUGA: Penerapan Rencana Pembatasan BBM Subsidi Makin Mengerucut
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan negara pangsa ekspor DIY pada Agustus 2024 pertama adalah AS nilainya 21,09 juta dolar AS dengan andil 45,12%, Australia nilainya 4,36 juta dolar AS andil 9,33%, Jerman nilainya 3,33 juta dolar AS andil 7,12%. Disusul Jepang dan lainnya dengan nilai di bawah 3 juta dolar AS dan andil di bawah 6%.
Kemudian komoditas ekspor DIY berdasarkan golongan barang tertinggi adalah pakaian jadi bukan rajutan nilainya 15,16 juta dolar AS dengan andil 32,46%, kertas/karton nilainya 6,84 juta dolar AS andil 14,65%. Lalu perabot penerangan rumah nilainya 5,17 juta dolar AS dengan andil 11,07%.
"Untuk golongan yang lain seperti barang-barang rajutan dan lainnya nilainya di bawah 6 juta dolar AS, andil di bawah 12%," jelasnya.
Secara kumulatif, sampai Agustus 2024 share tiga terbesar ekspor dari DIY pertama adalah golongan pakaian jadi bukan rajutan dengan nilai 125,37 juta dolar AS dengan sharenya 36,80%. Kedua kelompok perabot penerangan rumah sebesar 38,51 juta dolar AS sharenya mencapai 11,30%, dan barang-barang dari kulit sebesar 34,48 juta dolar AS sharenya 10,12%. (Anisatul Umah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Popularitas Mobil LCGC Merosot, Tak Lagi Terjangkau Kelas Bawah
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Jakarta Fair 2025 Berakhir, Transaksi Sentuh Rp7,3 Triliun
- Airlangga Sebut Tarif Impor AS 32 Persen untuk Indonesia Masih Nego
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Dapur Umum Sudah Terbentuk, Pemerintah Antisipasi Defisit Ayam dan Telur
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Naik
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 15 Juli 2025
- Harga Pangan Hari Ini: Cabai Rawit Rp67.171/Kg, Bawang Merah Rp40.943/Kg
- Asita DIY Catat Kunjungan Wisata Saat Libur Sekolah Naik 10-15% Dibanding Tahun Lalu
- Selama Libur Sekolah 1,2 Juta Penumpang Gunakan KA Jarak Jauh di Daop 6 Yogyakarta
- Penjualan LCGC Turun Drastis hingga 50 Persen, Pakar: Akibat Regulasi dan Harga yang Semakin Tinggi
Advertisement
Advertisement