Advertisement

Hasil Table Top di Bali, Asita DIY Sebut Masih Banyak PR untuk Gaet Wisman ke Jogja

Anisatul Umah
Jum'at, 11 Oktober 2024 - 17:17 WIB
Ujang Hasanudin
Hasil Table Top di Bali, Asita DIY Sebut Masih Banyak PR untuk Gaet Wisman ke Jogja Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Asita DIY, Edwin Ismedi Himna dan Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo dalam jumpa pers di THE 1O1 Yogyakarta Tugu, Jumat (11/10 - 2024). Anisatul Umah/Harian Jogja.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) dan Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) DIY baru saja menggelar Table Top di Bali 8-10 Oktober 2024. Dalam rangka mendorong kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke DIY.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Asita DIY, Edwin Ismedi Himna mengatakan kunjungan Wisman belum meningkat signifikan seperti sebelum pandemi. Data yang Asita DIY peroleh dari Table Top Wisman yang paling banyak datang ke Bali adalah Australia, China, dan India.

Advertisement

Pelaku pariwisata di Bali menurutnya juga membutuhkan destinasi wisata lain seperti DIY, hingga Indonesia Timur. Menurutnya dari 3 besar kunjungan Wisman ke Bali, yang sudah mulai masuk ke DIY adalah India meski jumlahnya masih sedikit.

"Kami diskusi kira-kira apa kendalanya sehingga tamu India masih belum banyak masuk ke Jogja, salah satunya penerbangan," ucapnya dalam jumpa pers di THE 1O1 Yogyakarta Tugu, Jumat (11/10/2024).

Dia menjelaskan saat ini baru tersedia dua maskapai yakni Lion Air dan Garuda, masing-masing 2 kali penerbangan. Ini menjadi kendala karena paling tidak perlu ditambah 2-3 penerbangan lagi sehingga Wisman dari Bali ke DIY bisa bertambah.

Selain penerbangan, kendala lain untuk mendatangkan Wisman khususnya dari India adalah restoran dengan menu India yang masih minim. Di DIY baru tersedia 2 restoran. Berbeda dengan Bali yang jumlah restoran Indianya sudah banyak.

Lebih lanjut dia mengatakan selain restoran India, restoran Jepang dan Korea juga perlu diperbanyak. Sebab 10 besar Wisman yang ke Bali berasal dari dua negara ini.

Edwin mengatakan Wisman dari Eropa sudah ada yang ke DIY. Tetapi saat ini masih didominasi Malaysia dan Singapura. Sebab penerbangan langsung ke Yogyakarta International Airport (YIA) baru dari dua negara tersebut.

"Penerbangan langsung kami masih berharap, kalau ditanya apa kami akan pilih Thailand. Mereka akan kombinasi pilgrim dan leisure," ungkapnya.

Ia mengatakan berdasarkan hasil diskusi didapatkan angka potensi transaksi sampai akhir 2024 dari Wisman mendekati Rp500 juta. Sementara di tahun 2025 potensi bisa mencapai Rp70 miliar. "Dalam 3 bulan ke depan Jogja akan mendapatkan Wisman yang cukup bagus."

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo mengatakan penerbangan langsung ke DIY masih sangat kurang. Penerbangan dari Thailand ke DIY terus didorong, karena menurutnya ada kesamaan budaya dan agama, sehingga mereka akan berkunjung ke Candi Borobudur.

BACA JUGA: GIPI DIY Sebut Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat Belum Berdampak Signifikan

Deddy menggarisbawahi DIY masih kurang dalam kegiatan promosi ke luar negeri. Oleh karena itu PHRI DIY mendorong pemerintah daerah (Pemda) untuk lebih gencar lagi melakukan promosi. Paling tidak di ASEAN dahulu, karena sudah ada penerbangan langsung Malaysia dan Singapura.

"Daripada keluar gak potensial datang ke Jogja, ini mubazir, yang marketnya jelas di depan mata kita," pintanya.

Dia mengatakan sebelumnya dari BPP PHRI menyebut akan terus mendorong pemerintah pusat membuka penerbangan langsung. Bahkan BPP PHRI sudah pernah berkunjung ke Thailand, bertemu dengan Asitanya Thailand dan mereka sangat menyambut baik.

"Orang Jogja ke Thailand cukup besar, penerbangan gak akan sia-sia, pulang pergi akan terisi seatnya," kata Deddy.

Kemudian terkait dengan restoran dan hotel yang memenuhi syarat, PHRI DIY akan siap asal supply dan demandnya sudah pasti. Saat ini restoran India di DIY baru ada 2, kemudian restoran Korea sudah ada di beberapa hotel bintang 4 dan 5.

"Kami gak mengabaikan wisata nusantara, tapi wisata nusantara saat ini baru deflasi yang berat," lanjutnya. (Anisatul Umah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Persetujuan PBG Butuh Waktu Lama

Jogja
| Kamis, 05 Desember 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement