Advertisement
Tanggapi Penurunan Kelas Menengah, BPS DIY Kaji Ulang Pergerakan Konsumsi Masyarakat
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY akan membedah fenomena penurunan kelas menengah, khususnya di DIY. BPS DIY akan mencoba melihat ulang ihwal pergerakan konsumsi dari kelas menengah.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengaku akan mengelompokkan desilnya. Misalnya desil 4 dan seterusnya apakah pertumbuhan konsumsinya lebih cepat dibandingkan desil bawah atau rumah tangga yang miskin. "Kami akan membedah juga bagaimana kelas menengah itu, sebenarnya pergerakan konsumsinya seperti apa," ucapnya beberapa waktu lalu.
Advertisement
Herum mengatakan dari pembedahan ini akan kelihatan apakah pertumbuhan kelas menengah semakin melemah. Apakah seperti yang disampaikan para ekonom, mensinyalir kelas menengah turun. "Daya belinya atau konsumsinya, kami akan coba lihat juga untuk DIY seperti apa," lanjutnya.
Sebelumnya, BPS mencatat jumlah penduduk kelas menengah selama lima tahun terakhir terus menurun. Di mana pada 2024 sebanyak 47,85 juta penduduk, lebih rendah dibandingkan 2019 sebanyak 57,33 juta penduduk. Penduduk kategori menuju kelas menengah atau aspiring middle class mencapai 137,5 juta jiwa pada 2024, sementara pada 2019 jumlahnya 128,85 juta jiwa.
BACA JUGA: Kondisi Kelas Menengah di Indonesia Turun, Ini Tanggapan BPS DIY
Menanggapi hal ini, Kaprodi S3 Ilmu Ekonomi FEB UGM, Catur Sugiyanto mengatakan untuk jangka pendek kebijakan menahan laju impor menjadi opsi yang tepat. Sebab perekonomian Indonesia sangat bergantung pada kekuatan konsumsi.
Dia menjelaskan membuka keran impor artinya membuat persaingan yang ketat bagi industri dalam negeri. Mengingat konsumen pastinya mencari produk yang lebih murah, apalagi kondisi keuangan konsumen masih kurang kuat setelah krisis. "Dalam jangka menengah, memang basis industri yang langsung dikonsumsi masyarakat harus diperkuat," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pedagang Banyak yang Menolak Uang Tunai, Rupiah Seolah-olah Kehilangan Nilai
- Asosiasi Tekstil Usul Pemerintah Menunda Kenaikan PPN 12%
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Selasa 15 Oktober, Harga Daging Ayam Naik
- Tak Bisa Bayar Pinjol, Anak Muda Berisiko Kena Depresi
- Pemerintahan Prabowo Diminta Bangun Industri LPG Bahan Baku Lokal
Advertisement
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Modalan Bantul Didesain Ramah Lingkungan
Advertisement
Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah
Advertisement
Berita Populer
- Ekonom Dukung Keputusan BI Tahan Suku Bunga 6 Persen
- Indef: Makan Bergizi Gratis Sumbang Rp4.510 Triliun ke PDB pada 2025
- Sri Mulyani Kembali Jabat Meneku di Kabinet Prabowo, Investor Asing Sambut Positif
- Daop 6 Sebut Ruas Tol Jogja-YIA Akan Sejajar dengan Rel KA dari Rewulu - Sedayu
- Tanggapi Penurunan Kelas Menengah, BPS DIY Kaji Ulang Pergerakan Konsumsi Masyarakat
- Gelar Dinner Gathering, Novotel Suites Malioboro Perkenalkan Wedding Package Terbaru
- Bank BPD DIY Tumbuh dan Terus Membaik, Optimis Raih Kinerja Positif
Advertisement
Advertisement