Advertisement
BPS DIY Sebut TPID Punya Peran Penting Kendalikan Inflasi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menyebut Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) punya peran signifikan dalam menjaga inflasi tetap terkendali. Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan upaya pengendalian inflasi dilakukan oleh berbagai lini.
Dia mencontohkan saat pasokan telur di DIY kurang maka dilakukan upaya kerjasama antar daerah dengan Jawa Timur. Mendatangkan telur untuk memenuhi kebutuhan di DIY karena produksinya tidak cukup.
BACA JUGA : Jogja Alami Kenaikan Inflasi Tahunan, Ini Komoditas Pemicunya
Advertisement
Menurutnya TPID DIY juga melakukan inovasi-inovasi seperti Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli, Warung MRANTASI (Masyarakat Lan Pedagang Tanggap Inflasi), operasi pasar atau pasar murah, dan lainnya.
"TPID ini memang punya peran yang signifikan terhadap pengendalian inflasi, karena memang berbagai lini," ucapnya, Senin (21/10/2024).
Dia menjelaskan setiap bulannya TPID DIY selalu membaca data statistik yang dirilis oleh BPS DIY, melihat komoditas yang tren harganya mulai naik. TPID DIY menurutnya sudah punya rencana kerja di momen-momen besar seperti Idul Fitri dan Nataru.
Herum mengatakan ada momen tahunan yang membentuk pola, di mana barang-barang akan mengalami kenaikan harga. Menjelang Idul Fitri harga sembako mulai melonjak. Ini dijadikan acuan oleh TPID DIY dalam membuat kebijakan dan program.
"Ada juga momen saat tahun ajaran baru, nanti pengeluaran dari pendidikan akan tinggi," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, meski sudah ada pola, namun terkadang ada pola-pola yang berubah misalnya di tahun lalu bulan Maret sudah terjadi panen raya. Dampaknya harga beras menjadi turun.
Namun di tahun ini karena ada pergeseran musim tanam pada bulan Maret penurunan harga beras belum signifikan. Kemungkinan baru sedikit yang panen sehingga baru turun bulan April. "Jadi pola-polanya pun kadang-kadang gak sama persis," lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim mengatakan ada beberapa tantangan yang dihadapi TPID DIY. Seperti dinamika kondisi pasokan dan permintaan akibat pengaruh musiman maupun struktural, nilai tambah komoditas yang terbatas seiring belum optimalnya hilirisasi, dan peranan offtaker lokal yang belum optimal.
BACA JUGA : BI Jogja Klaim Inflasi di Jogja Masih Akan Terjaga Sesuai Target
Ia menjelaskan pada September 2024 DIY kembali mencatatkan deflasi sebesar 0,10% secara bulanan atau (month-to-month/mtm), dan secara tahunan inflasi DIY mencapai 1,85% (year-on-year/yoy). Menurutnya deflasi yang terjadi di DIY dipicu oleh harga komoditas yang mulai menunjukkan normalisasi.
Ibrahim menyebut secara umum terdapat beberapa hal yang berpotensi mempengaruhi kondisi inflasi DIY ke depan. Antara lain pengembangan inovasi teknologi pertanian yang masih terbatas, kondisi iklim La Nina di akhir tahun yang berpotensi memberikan dampak terhadap produksi pangan, aliran pasokan komoditas pangan ke luar DIY yang relatif besar.
Menurutnya hilirisasi pangan perlu didorong untuk menjaga stabilitas harga, meningkatkan nilai tambah, dan penyerapan tenaga kerja. Sementara itu, kata Ibrahim, kondisi permintaan dan daya beli di DIY masih relatif terjaga.
"Tercermin dari indeks penjualan makanan dan minuman yang meningkat, didukung kepercayaan konsumen yang masih optimis," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peran Penting PAFI Papua Tengah Meningkatkan Akses Obat dan Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil
- Pedagang Banyak yang Menolak Uang Tunai, Rupiah Seolah-olah Kehilangan Nilai
- Asosiasi Tekstil Usul Pemerintah Menunda Kenaikan PPN 12%
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Selasa 15 Oktober, Harga Daging Ayam Naik
- Tak Bisa Bayar Pinjol, Anak Muda Berisiko Kena Depresi
Advertisement
Sleman Kembali Gelar Pasar Murah Sembako di 17 Kapanewon, Catat Tanggalnya!
Advertisement
Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China
Advertisement
Berita Populer
- Cek Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini, 21 Oktober 2024, Termurah Rp828.000
- Sukses Digelar di 3 Pulau, Puluhan Ribu Bikers Siap Bersatu di Puncak Honda Bikers Day 2024
- Ini Pekerjaan Rumah Menuju Swasembada Energi Menurut Pakar UGM
- BPS DIY Sebut TPID Punya Peran Penting Kendalikan Inflasi
- Komitmen PAFI Kota Madiun dalam Membantu Meningkatkan Layanan Kesehatan Masyarakat
- PAFI Tulungagung Bagikan Tips Memilih Obat
- Batik dari DIY Sudah Dijual hingga Beberapa Negara, Disperindag: Sifatnya Masih Belum Ritel
Advertisement
Advertisement