Advertisement
Kelas Menengah Turun, Ini Kata BPS DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY menyampaikan saat ini BPS DIY belum sampai ke tahap pemetaan penyebab turunnya kelas menengah khususnya di DIY. Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan akan tetapi secara umum pada triwulan III 2024 konsumsi rumah tangga sedikit melambat.
Dia mengatakan perlambatan ini bisa jadi dipengaruhi hasil pertanian yang harganya turun. Sehingga menyebabkan konsumsi tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
"Kami belum sampai situ [petakan kelas menengah DIY]. Biasanya cabai Rp20.000 bisa beli mobil, nah tahun ini dengan harga cabai rendah gak bisa," ucapnya mencontohkan penurunan konsumsi, Selasa (12/11/2024).
Di sisi lain kabar baiknya kalaupun ada perusahaan yang mengambil kebijakan pengurangan pekerjaan tidak serta merta menjadikan pengangguran. Bisa jadi mendapatkan pekerjaan di tempat lain atau buka usaha.
BACA JUGA: Ini Daftar Selebritas yang Pernah Terseret Kasus Judi Online
"Jadi iklim bekerja di triwulan III kondusif," lanjutnya.
BPS mencatat jumlah penduduk kelas menengah selama lima tahun terakhir terus menurun. Di mana pada 2024 sebanyak 47,85 juta penduduk, lebih rendah dibandingkan 2019 sebanyak 57,33 juta penduduk. Penduduk kategori menuju kelas menengah atau aspiring middle class mencapai 137,5 juta jiwa pada 2024, sementara pada 2019 jumlahnya 128,85 juta jiwa.
Sebelumnya, Kaprodi S3 Ilmu Ekonomi FEB UGM, Catur Sugiyanto mengatakan untuk jangka pendek kebijakan menahan laju impor menjadi opsi yang tepat. Sebab perekonomian Indonesia sangat bergantung pada kekuatan konsumsi.
Dia menjelaskan membuka keran impor artinya membuat persaingan yang ketat bagi industri dalam negeri. Mengingat konsumen pastinya mencari produk yang lebih murah, apalagi kondisi keuangan konsumen masih kurang kuat setelah krisis.
"Dalam jangka menengah, memang basis industri yang langsung dikonsumsi masyarakat harus diperkuat," ucapnya. (Anisatul Umah)
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Trump Turunkan Tarif Mobil dari Jepang 15 Persen per Hari Ini
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
Advertisement
Advertisement