Advertisement
Data Terbaru BPS: Jumlah Penduduk Miskin DIY Turun Menjadi 430.470 Orang

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada September 2024 jumlah penduduk miskin DIY sebanyak 430.470 orang turun 15.100 orang dari Maret 2024. Secara persentase penduduk miskin DIY sebesar 10,40% turun 0,43 poin persen terhadap Maret 2024.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan angka ini menjadi yang terendah selama 6 tahun terakhir, bahkan lebih rendah dari sebelum pandemi di mana pada September 2019 penduduk miskin DIY 440.890 orang atau 11,44%. Dia menjelaskan di dalam mengukur kemiskinan BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Advertisement
Melalui pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur menurut garis kemiskinan makanan dan non makanan.
BACA JUGA : Pemda DIY Mewaspadai Potensi Melonjaknya Angka Kemiskinan Akibat Deflasi Berkepanjangan
"Kemiskinan DIY turun semula 10,83% Maret 2024 dalam 1 semester jadi 10,40 persen," kata Herum dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (15/1/2025).
Dia menjelaskan garis kemiskinan DIY pada September 2024 sebesar Rp613.370 atau naik 1,81% dibandingkan Maret 2024. Kemudian distribusi garis kemiskinan non makanan 27,07% dan makanan 72,93%. Artinya peran komoditas makanan pada garis kemiskinan jauh lebih besar dari pada non makanan.
Menurutnya komoditas penyumbang garis kemiskinan September 2024 komoditas makanan di perkotaan di antaranya beras dengan andil 20,90%, rokok kretek filter 5,56%, telur ayam ras 5,06%, daging ayam ras 4,49%, dan kue basah 3,73%. Adapun di pedesaan beras memiliki andil 26,54%, daging ayam ras 7,18%, rokok kretek filter 4,86%, telur ayam ras 4%, dan gula pasir 3,16%.
Kemudian komoditas penyumbang garis kemiskinan non makanan di perkotaan, pertama adalah perumahan dengan andil 8,76%, bensin 6%, listrik 2,13%, pendidikan 2,02% dan perlengkapan mandi 1,19%. Lalu non makanan di pedesaan penyumbang terbesar adalah bensin 8,60%, perumahan 5,61%, air 1,91%, listrik 1,60%, dan kesehatan 1,37%.
Persentase penduduk miskin menurut provinsi September 2024 ada 18 provinsi di bawah rata-rata nasional dan dan 20 provinsi di atas rata-rata nasional. Di mana penduduk miskin secara nasional 8,57%. "Tertinggi di Papua pegunungan 29,66 persen, terendah Bali 3,80 persen. Jarak kemiskinan DIY dengan rata-rata nasional relatif lebih kecil," jelasnya.
Herum menyebut penurunan kemiskinan DIY lebih cepat dari rata-rata nasional. Di mana pada Maret 2013 kemiskinan DIY 15,43% dan nasional 11,36%, ada gap 4,07%. Kemudian September 2024 angka kemiskinan DIY 10,40% dan rata-rata nasional 8,57%. "Selisih 1,83 persen jadi DIY relatif lebih cepat dari rata-rata nasional," ucapnya.
Ia mengatakan gini ratio DIY juga mengalami penurunan dari 0,435 Maret 2024 menjadi 0,428 pada September 2024. Wilayah perkotaan 0,440 pada Maret 2024 menjadi 0,429. Lalu wilayah pedesaan 0,349 pada Maret 2024 naik tipis jadi 0,355. "Nilai gini ratio ada di antara 0 dan 1 semakin tinggi nilai semakin tinggi ketimpangan," tuturnya.
Gini ratio provinsi pada Maret 2024 DIY menduduki peringkat pertama 0,435 dan pada September 2024 menjadi posisi kedua secara nasional 0,428 di mana posisi pertama DKI Jakarta 0,431. Ia menyebut ini merupakan catatan sejarah di mana gini ratio DIY selama ini tertinggi secara nasional.
BACA JUGA : Program Pengentasan Kemiskinan Belum Menyasar Kantong Kemiskinan
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai garis kemiskinan September 2024 menjadi dasar penentuan status kemiskinan penduduk. Garis kemiskinan September 2024 adalah Rp595.242 per kapita per bulan, naik 2,11% dari Maret 2024 Rp582.910 per kapita per bulan.
Tingkat kemiskinan Indonesia secara umum sejak pandemi 2020 persentase dan jumlah penduduk miskin terus turun. Pada September 2024 jumlah penduduk miskin di Indonesia 24,06 juta orang atau turun 1,16 juta orang dari Maret 2024. "Persentase penduduk miskin terhadap total populasi Indonesia September 2024 adalah 8,57%," ungkapnya.
Targetkan Capai Single Digit
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Hermanto mengatakan kemiskinan DIY yang berhasil turun menjadi 10,40% pada September 2024 menjadi berita positif. Turun lebih dari 5 poin persen dari Maret 2013 sebesar 15,43% menjadi 10,40%.
Di sisi lain gini ratio juga mengalami perbaikan. Menurutnya ini menjadi masukan untuk melakukan pendalaman lagi, bersama dengan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat yang ada di DIY seperti Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) dan lainnya, berupaya menurunkan angka kemiskinan dan gini ratio.
"Kami harap nantinya gak double digit, mendekati nasional 8,57%, bahkan jangka panjang bisa di bawah nasional," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
- Harga Bawang Merah Masih Tinggi di Level Rp42.528 per Kilogram
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Tarif Listrik PLN Mulai 1 Juli 2025
- Barsa City Yogyakarta Resmikan HQ dan Unit Baru Tipe Studio
- Harga Emas Antam Hari Ini 30 Juni 2025 Turun Drastis, Rp1,88 Juta per Gram
- 30.000 Pekerja Terkena PHK hingga Juni 2025, Begini Langkah Pemerintah
- Hingga Mei 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Mencapai Rp7,26 Triliun
- Harga Bawang Merah dan Cabai Hari Ini 30 Juni 2024 Turun
- Permudah Perizinan Usaha, Pemerintah Terbitkan PP 28/2025 dan Wajibkan Semua K/L Masuk OSS-RBA
Advertisement
Advertisement