Advertisement
Pemerintah Ketatkan Anggaran, PHRI Bantul Mulai Beralih Pasar ke Korporasi

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Pusat melakukan efisiensi anggaran APBN dan APBD 2025. Hal ini berdampak pada sektor perhotelan dan restoran di Bantul.
Terkait dengan hal ini, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul mulai membidik segmen pasar perusahaan sebagai langkah strategis untuk mengatasi dampak kebijakan tersebut.
Advertisement
Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra mengungkapkan selama ini sebagian besar pasar hotel dan restoran di Bantul berasal dari kegiatan pemerintahan. Namun, dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran, PHRI Bantul harus menyesuaikan strategi bisnisnya. “Kami akan lebih membidik ranah korporasi sebagai prospek pasar ke depan,” ujar Hendra, Jumat (31/1/2025).
Hendra mengungkapkan sejauh ini dampak kebijakan tersebut belum terlalu terlihat. Namun, dia mengakui hotel berbintang di Bantul relatif sedikit. Dia mengaku kebijakan penyelenggaraan acara untuk kementerian minimal di hotel bintang empat, sementara di Bantul hotel yang telah bintang empat hanya ada Ros-In Hotel dan Grand Rohan Jogja, sehingga pengaruhnya belum terasa.
Dia juga telah berkomunikasi dengan beberapa manajer hotel terkait kemungkinan pembatalan kegiatan akibat pemotongan anggaran pemerintah. “Ada beberapa kegiatan dari kementerian yang rutin diadakan di salah satu hotel di Bantul setiap tahun, tetapi belum ada kepastian apakah akan dibatalkan,” katanya.
Sementara menurut Hendra, pemotongan anggaran juga berimbas pada biaya kegiatan di hotel dan restoran. “Sewa hotel dengan APBD biasanya berkisar 250.000 per orang untuk paket half-day, Rp300.000 untuk full-day, dan Rp750.000 hingga Rp1 juta per orang untuk full board meeting. Dengan anggaran di bawah itu, hotel tidak mungkin menerima,” jelasnya.
Menurut Hendra, hotel dan restoran juga harus menanggung berbagai beban pajak. Oleh karena itu, PHRI Bantul berupaya mencari alternatif pasar di luar sektor pemerintahan. “Kami mulai membidik agen korporasi sebagai strategi untuk mengimbangi berkurangnya kegiatan pemerintahan di hotel dan restoran,” katanya.
Dia menegaskan apabila pemerintah ingin tetap menyelenggarakan kegiatan di hotel, maka anggaran harus disesuaikan agar tetap layak bagi pelaku usaha perhotelan dan restoran di Bantul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PLN UP3 Yogyakarta Mencatat Ada Penambahan Lima SPKLU Tahun Ini, Berikut Lokasinya
- 10 KA Jarak Jauh Berhenti di Jatinegara pada 15 Juni 2025
- Direksi dan Komisaris Pertamina Diubah, Oki Muraza Jadi Wakil Dirut
- Pertamina Catat Laba Bersih Rp49,54 Triliun pada 2024
- Daftar 5 Aplikasi Trading Crypto Dengan Likuiditas Tinggi, Cek di Sini
Advertisement

DPD PDIP DIY Usung Isu Kesehatan Mental Remaja di Bulan Bung Karno 2025
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Ekonomi Tumbuh Melambat, Ekonom Sebut Ada Potensi Resesi
- Harga Emas Senin 16 Juli 2025, Antam UBS dan Galeri24
- PLN UP3 Yogyakarta Mencatat Ada Penambahan Lima SPKLU Tahun Ini, Berikut Lokasinya
- Okupansi MICE Hampir 10%, PHRI DIY Sebut Didongkrak Acara Wisuda dan Perpisahan
- Promo JUNIQUE Dari Astra Motor Yogyakarta Segarkan Pertengahan Tahun Pecinta Sepeda Motor Honda
- Dari Indofest 2025, EIGER Kenalkan Zero Waste Mountain Bulu Baria, Gunung Terbersih Pertama di Sulawesi
- Tingkatkan Layanan B2B, Epson Hadirkan Konsep Baru Solution Center di Berbagai Kota
Advertisement
Advertisement