Advertisement
OJK DIY Mencatat Kinerja Perbankan DIY Tumbuh Melambat di Awal Tahun

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY menyampaikan kondisi sektor jasa keuangan perbankan di DIY pada Januari 2025 masih tumbuh meski melambat. Kepala OJK DIY, Eko Yunianto mengatakan sampai Desember 2024 dari sisi aset tumbuh 4,95% dan di Januari 2025 tumbuh melambat menjadi 4,34%.
Menurutnya dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan DIY 2024 tumbuh 4,47% (year-on-year/yoy), sementara posisi Januari 2025 masih tumbuh tapi sedikit mengalami penurunan menjadi 3,77%.
Advertisement
"Kalau dilihat dari kredit yang diberikan perbankan DIY sampai Desember 2024 tumbuh 7,99%, sementara Januari 2025 tumbuh meski sedikit menurun menjadi 7,70%," ucapnya dalam konferensi pers di Artotel Suites Bianti, Kamis (13/3/2025).
Eko menjelaskan rasio Non Performing Loan (NPL) perbankan Januari 2025 4,08%, meningkat dibandingkan Desember 2024 3,84% meski masih di bawah ambang batas 5%. Sementara dari loan to deposit ratio (LDR) perbankan DIY masih stabil pada Januari 2025 68,15% dibandingkan Desember 2024 sedikit turun tapi masih di angka 68%.
Lebih lanjut dia mengatakan untuk kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) posisi Desember 2024 mengalami pertumbuhan 2,71% sedikit turun dari September 2024 yang tumbuh 4,04%. Untuk NPL nya pada Desember 2024 di atas 5% yakni 5,88% dan posisi Januari 2025 sedikit meningkat menjadi 6,34%.
Dia mengatakan dari komposisi kredit UMKM di DIY posisi Januari relatif tinggi mencapai 44,81% dari total kredit yang diberikan. Menurutnya capaian ini jauh di atas yang ditetapkan pemerintah minimal 20%.
Sementara untuk perbankan syariah mulai dari pertumbuhan aset, DPK, dan pembiayaan relatif lebih tinggi dibandingkan perbankan secara umum. Ia menjelaskan dari sisi aset sampai Januari 2025 tumbuh 9,85%, DPK tumbuh 8,67%, dan pembiayaan tumbuh 14,79%
"Dari sisi Financing to Deposit Ratio (FDR) Desember 2024 lebih tinggi dari perbankan umum, jadi ini perbankan syariah FDR mencapai 73,66 persen. Selanjutnya posisi Januari menjadi 73,80 persen," jelasnya.
Kemudian Non Performing Financing (NPF) perbankan syariah pada Januari 2025 sebesar 3,09%, sedikit memburuk dibandingkan Desember 2024 yang tercatat 2,91% namun masih berada di bawah 5%.
Lalu share dari perbankan syariah di DIY, menurut Eko cukup bagus mencapai 12,11% pada posisi Januari 2025, termasuk dari sisi pembiayaan juga cukup baik mencapai 12,49% dari total pembiayaan perbankan DIY. "Dan DPK perbankan syariah ini sharenya 11,59 persen, dan ini juga dengan tren yang semakin meningkat," jelasnya.
Eko menjelaskan pertumbuhan perbankan yang melambat di awal tahun menjadi sebuah tren tahunan. Di mana pada akhir tahun perbankan mengejar target pertumbuhan untuk mencapai Rencana Bisnis Bank (RBB). "Begitu januari awal tahun kembali lagi merupakan siklus," katanya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement

Pelatih PSIM Jogja Van Gastel Soroti Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Belanda, Singgung Pembinaan Usia Dini
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Update! Harga Bahan Pangan Selasa 1 Juli 2025
- Pakar Energi UGM Sebut Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Sudah Tepat
- Astra Motor Yogyakarta Ajak Honda Community Riding Santai Malam Hari
- Inflasi Juni 2025 Capai 0,19 Persen, Harga Beras hingga Cabai Jadi Biang Kerok
- KAI Operasionalkan Kereta Uap Wisata KA Baru Klinthing, Ini Rute dan harga Tiketnya
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- DIY Alami Inflasi 0,23 Persen pada Juni 2025, Dipicu Kenaikan Harga Cabai Rawit dan Tomat
Advertisement
Advertisement