Advertisement
Himbarsi DIY: BPR Syariah Anggotanya Sudah Penuhi Modal Inti Minimum

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan batas waktu bagi Bank Perekonomian Rakyat (BPR) untuk memenuhi modal inti minimum Rp6 miliar pada akhir tahun 2024. Sementara untuk BPR Syariah akhir tahun 2025.
Ketua Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Syariah Seluruh Indonesia (Himbarsi) DPW DIY, Mardiyana mengatakan seluruh anggotanya sudah mampu memenuhi modal inti minimum Rp6 miliar. Dia mengatakan DPW Himbarsi DIY beranggotakan 15 BPR Syariah, sebanyak 13 BPR Syariah ada di DIY, dan 2 lainnya dari Magelang dan Banjarmasin.
Advertisement
"Untuk BPR Syariah tahun 2024 sudah Rp6 miliar," ucapnya.
Ia menjelaskan di dalam bisnis perbankan dengan aset yang semakin banyak, pembiayaan semakin banyak harus ditopang dengan modal inti yang kuat. Sehingga Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak tergerus. Dana masyarakat tetap terjamin meskipun juga dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sampai Rp2 miliar.
Lebih lanjut dia mengatakan market dari BPR Syariah tidak jauh beda dengan konvensional. Di antaranya UMKM, perdagangan, industri, termasuk industri besar melalui pembiayaan sindikasi.
"Pembiayaan bersama 3-4 BPR Syariah sehingga tidak melampaui Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD)," tuturnya.
Mardiyana mengatakan setelah pandemi Covid persentase penyaluran kredit ke UMKM menurun. Sebab sebagian UMKM terdampak, ada yang bisa langsung bangkit dan ada yang bangkit pelan-pelan. Kondisi ini dia sebut cukup menyumbang dari sisi Non Performing Financing (NPF).
Oleh karena itu beberapa pembiayaan dialihkan ke sektor lain salah satunya properti dalam hal ini rumah subsidi. Secara persentase penyaluran kredit kepada UMKM dulu bisa lebih dari 50% dan saat ini sekitar 35%-40%.
"Ada beberapa teman BPR yang untuk meningkatkan omset ke properti bisa sampai 50%," ujarnya.
Kepala OJK DIY Eko Yunianto menjelaskan modal inti minimum untuk BPR aturannya sampai akhir 2024 harus mencapai Rp6 miliar. Berdasarkan data per Desember 2024, yang mana laporannya baru disampaikan ke OJK sekitar pertengahan Januari 2025 masih ada sekitar 10 BPR yang belum memenuhi, namun sedang dalam proses konsolidasi.
Sehingga OJK terus menunggu dan mengawalnya. Namun jika ada BPR yang tidak dalam proses konsolidasi untuk memenuhi modal inti minimum, OJK akan memberikan surat pembinaan dan sanksi.
"Sanksi yang akan kami berikan tentunya sesuai dengan POJK," kata Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KAI Jamin Pasokan BBM Aman Selama Arus Mudik Lebaran
- Hasil Riset Produk Bank Digital, Jumlah Pengguna Top-up E-Wallet Terbesar
- Pelaku Industri Minta Jaminan Keamanan dari Premanisme Berkedok Ormas yang Sering Minta Jatah
- Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini 14 Maret 2025 Kembali Naik, Cek Lengkapnya di Sini!
- PLN UP3 Yogyakarta Dukung Kehadiran Bus Listrik AKAP Pertama di Indonesia
Advertisement

Modus Korupsi Seperti Fenomena Gunung Es, KPK Ingatkan Kepala Daerah
Advertisement

Uniknya Cumalikizik, Desa Peninggalan Era Ottoman yang Berusia 700 Tahun Lebih
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Idulfitri, PLN Gelar Program Terang Berkah Ramadan Salurkan 1.000 Paket Sembako Murah di Semarang
- Bank Jateng Cabang Slawi dan PT Maris Bangun Nasional Teken Kerja Sama KPR, Bupati Tegal: Ini Langkah Strategis untuk ASN
- Siapkan Hadiah Jutaan Rupiah, OJK Gelar Gerak Syariah
- Presiden Prabowo Perintahkan Penyaluran KUR Lebih Banyak untuk Usaha Produktif
- Maksimalkan Penyerapan Beras Petani Dalam Negeri, Mendag Pastikan Tidak Impor pada 2025
- KAI Jamin Pasokan BBM Aman Selama Arus Mudik Lebaran
- Harga Emas Hari Ini Naik Drastis Jadi Rp1.759.000 per Gram
Advertisement
Advertisement