Advertisement
Pelaku Pasar Modal Menunggu Hasil Negoisasi Pemerintah Terkait Tarif Impor AS

Advertisement
Harianjogja.com JAKARTA—Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menilai, para pelaku pasar modal tengah menanti hasil negosiasi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). Pasalnya hasil negoisasi itu menjadi penentu arah pasar ke depan di tengah tekanan global akibat perang dagang yang memanas.
Sebagaimana diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi 596,33 poin atau 9,16 persen ke posisi 5.914,28 pada pembukaan perdagangan Selasa.
Advertisement
"Pasar saat ini menunggu kejelasan hasil dari negosiasi Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah AS. Harapannya tentu tercapai kesepakatan yang tidak hanya meredakan ketegangan, tetapi juga menguntungkan kedua negara," kata Rully, di Jakarta, Selasa (7/4/2025).
BACA JUGA: IHSG Hari Ini Diperkirakan Rebound
Pelemahan IHSG juga diikuti dengan merosotnya bursa global akibat kebijakan tarif impor tinggi dari Pemerintah AS. Merespons kebijakan tarif resiprokal tersebut, Pemerintah Indonesia akan mengirimkan delegasi tingkat tinggi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ke Washington DC.
Sebelumnya pada Rabu (2/4), Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif balasan terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia yang dikenai tarif sebesar 32 persen untuk berbagai produk ekspor.
Kepanikan di pasar domestik kian meningkat, karena Indonesia tergolong sebagai negara yang cukup bergantung pada perdagangan internasional dan arus investasi asing. Rully memandang situasi ini membuat pasar saham dalam negeri rentan terhadap gejolak eksternal, terlebih setelah libur panjang Lebaran yang sempat membuat aktivitas perdagangan terhenti.
"Ketika perdagangan dilanjutkan setelah libur panjang Lebaran, pasar saham Indonesia diperkirakan akan menghadapi risiko penurunan yang signifikan akibat tekanan eksternal," ujarnya.
Adapun dari sisi global, sentimen negatif juga datang dari Wall Street yang juga terkoreksi signifikan. Pada perdagangan Senin (7/4), indeks S&P 500 dan Dow Jones sama-sama melemah di tengah kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dan inflasi yang dipicu oleh sikap keras Presiden Trump terhadap mitra dagang utama, terutama China.
Jika negosiasi RI-AS berhasil mencapai titik temu, maka tekanan terhadap IHSG dapat mereda dalam jangka pendek. "Pasar berharap akan adanya kesepakatan dagang yang bisa menguntungkan kedua belah pihak, dan menghindari dampak negatif dari perang dagang," kata Rully.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Warga Berbondong-Bondong Beli Emas Batangan, Ini Menurut Ekonom UAJY
- Penerapan Tarif Impor AS, China Peringatkan Potensi Krisis Kemanusiaan
- Perang Dagang, China Balas Amerika Serikat dengan Mengenakan Tarif Impor 125 Persen
- Tarif Impor Amerika Serikat atas Barang-Barang dari China 145 Persen, Bukan 125 Persen
- Kementerian Pekerjaan Umum Setujui Kenaikan Lima Ruas Jalan Tol, Ini Daftarnya
Advertisement

Jadwal dan Lokasi Layanan Perpanjangan SIM di Kulonprogo, Kamis 17 April 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BEI DIY Catat Investor DIY Bertambah 3.126 pada Februari 2025
- Harga Emas Antam Naik Lagi, Kini Dijual Rp1.916.000 per Gram
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Rabu 16 April 2025, Cabai Rawit Turun, Telur Naik Tipis
- Resmi Jadi Dirut dan Komisaris Utama Bank BJB, Ini Profil Yusuf Saadudin dan Mardigu Wowiek
- Kemendag Ungkap Penyebab Sebagian Pasar Swalayan Tutup
- BI DIY Sebut Transaksi Digital Punya Kontribusi Penting Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- Ekonom UAJY Sebut Ada Fenomena Masyarakat Beli Emas Sebelum Lebaran, Jual Setelah Lebaran
Advertisement