Advertisement
Begini Tanggapan Ekonom UKDW Tentang Pertumbuhan Ekonomi DIY dan Nasional

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat ekonomi DIY tumbuh 5,49% (year-on-year/yoy) pada triwulan II 2025. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,12% yoy.
Ketua Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Purnawan Hardiyanto mengatakan, mengingat konsumsi rumah tangga dan investasi masih lesu, kemungkinan faktor pemacu pertumbuhan ekonomi DIY adalah proyek-proyek infrastruktur pemerintah.
Advertisement
Selain itu sektor perdagangan dan pariwisata juga menjadi pemacu yang signifikan. Sebab Yogyakarta masih menjadi destinasi wisata utama bagi para wisatawan.
"Yogyakarta mempunyai kelengkapan destinasi wisata yang sangat beragam, seperti keraton, candi, pantai, gunung, museum, atraksi, kuliner, perdagangan, dan banyaknya destinasi wisata baru," ucapnya, Jumat (8/8/2025).
Sementara untuk capaian pertumbuhan ekonomi nasional di triwulan II 2025 menurutnya sangat mengejutkan. Seperti tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan yang menunjukkan daya beli masyarakat sedang lesu.
Menurutnya jika melihat data konsumsi rumah tangga dan investasi akhir-akhir ini perumbuhannya sangat landai, sehingga ia meyakini pertumbuhan tersebut sebagian besar ditopang oleh pertumbuhan ekspor Indonesia.
"Para eksportir Indonesia lah yang mempunyai peran besar dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini," jelasnya.
Dia mengatakan kondisi ini mengartikan bahwa daya saing produk Indonesia di pasar dunia masih cukup tinggi. Kenaikan ekspor ini, kata Purnawan, kemungkinan juga dipicu oleh pembeli luar negeri yang beramai-ramai membeli lebih banyak. "Sebelum tarif baru dari Trump diberlakukan."
BACA JUGA: Kecelakaan di Jalan Jogja-Wates, Pemotor Meninggal Menabrak Truk
Sebelumnya, BPS DIY merilis pertumbuhan ekonomi DIY triwulan II, tumbuh 5,49% yoy, lebih baik dibandingkan triwulan II 2024 sebesar 4,95%. Secara (quarter-to-quarter/qtq) tumbuh 1,20% dibandingkan triwulan I 2025 sebesar 0,97%. Kemudian secara (cumulative-to- cumulative/ctc) 5,30%, lebih baik dibandingkan semester I 2024 sebesar 5%.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 secara yoy dan ctc dari sisi lapangan usaha penyumbang utamanya adalah konstruksi, infokom, penyedia akomodasi makan dan minum, serta pertanian. Sementara dari sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Dia mengatakan dari sisi lapangan usaha secara yoy, pertumbuhan tertinggi adalah konstruksi 9,38% diikuti sektor pertambangan 8%, akomodasi makan dan minum 7,17%. Sebagian besar lapangan usaha tumbuh positif di kuartal II 2025 kecuali pertanian, pengadaan listrik dan gas, serta pengadaan air.
Andil terbesar pendorong ekonomi di triwulan II 2025 dari sisi lapangan usaha yakni industri pengolahan andilnya 11,88%, akomodasi dan makan minum andilnya 10,80%, pertanian 9,85%, infokom 9,56%, dan konstruksi 9,35%.
"Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah konstruksi yang mampu tumbuh 9,38%," ucapnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penjualan Kendaraan Roda Empat di Asia Tenggara, Malaysia Ungguli Indonesia
- Imbas Isu Beras Oplosan, Penggilingan Padi Ramai-ramai Tutup
- Harga Emas Pegadaian 8 Agustus, UBS naik, Antam-Galeri24 turun
- Prediksi dan Preview PSM Makassar vs Persijap Jepara, Live Malam Ini
- 5.000 Perempuan dan 100 Lebih Pelaku UMKM Disabilitas Diberdayakan Dalam SisBerdaya & DisBerdaya 2025
Advertisement

3 Pedagang di Sewon Terusir Gegara Kios Dipakai Koperasi Merah Putih
Advertisement

Satu Lagi Kuliner Legendaris di Jogja, Ayam Goreng Tojoyo Buka di Malioboro
Advertisement
Berita Populer
- Pakar hingga Praktisi Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi 5,15 Persen
- Sri Mulyani Terbitkan Surat Utang Kangaroo Bond Rp8,48 Triliun
- Shopee Rajai E-Commerce di Indonesia, Ini Sosok Founder
- BRI Wadahi Remitansi PMI Taiwan Rp40 Triliun
- Jepang Terancam Alami Krisis Beras Akibat Kekeringan
- Viral Fenomena Rojali dan Rohana, Ini Respons Bank Indonesia
- Danantara Gelontorkan Rp1,5 Triliun Beli Gula Pasir Petani
Advertisement
Advertisement