Advertisement

Pakar UGM Dukung Campuran Etanol 10 Persen dengan BBM

Anisatul Umah
Jum'at, 10 Oktober 2025 - 08:57 WIB
Sunartono
Pakar UGM Dukung Campuran Etanol 10 Persen dengan BBM Ilustrasi SPBU / StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mendukung rencana pemerintah menerapkan kebijakan mandatory campuran etanol 10% dengan BBM jenis bensin atau E10. Menurutnya kelebihan pencampuran etanol ini secara teknis bisa menaikkan oktan, misalnya dari Research Octane Number (RON) 92 menjadi RON 95.

Ia menjelaskan dengan pencampuran etanol ini akan lebih ramah lingkungan, semakin tinggi nilai oktan maka sulfurnya akan semakin rendah. Sehingga tidak menghasilkan karbon dioksida yang merusak lingkungan.

Advertisement

"Jadi kalau tujuan pencampuran agar bensin tadi ramah lingkungan saya kira tepat," ucapnya, Kamis (9/10/2025).

Hanya saja dalam pelaksanaanya dia meminta agar pemerintah tidak memaksakan konsumen untuk beralih menggunakan BBM yang dicampur dengan etanol. BBM yang biasa harus tetap disediakan, sehingga masyarakat bisa memilih.

Fahmy memperkirakan BBM yang dicampur dengan etanol dari segi harga akan labih mahal, karena etanol lebih mahal dari bensin. Namun jika kapasitasnya sudah semakin besar, ada kemungkinan bisa turun.

"Untuk saat ini prediksi saya lebih mahal karena harus menambah etanol tadi," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan terkait kekhawatiran masyarakat bahwa etanol merusak mesin, hasil penelitian menyebut tidak. Kecuali kendaraan-kendaraan tua yang usianya tahun 1990 an ke bawah. Sebab kendaraan tua memang tidak didesain untuk menggunakan etanol.

"Untuk kendaraan yang baru sekarang itu didesain juga untuk etanol," lanjutnya.

Melansir dari JIBI/Bisnis.com, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan sudah mendapatkan arahan dan akan segera membuat peta jalan untuk mendorong bensin di dalam negeri dicampur dengan etanol 10% guna menekan impor BBM.

"Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatory 10% etanol. Dengan demikian kita akan campur bensin kita dengan etanol tujuannya agar kita tidak impor banyak," kata Bahlil.

Kendati demikian, Bahlil memastikan bahwa mandatori E10 tidak akan diterapkan tahun depan. Dia menyebut, hal tersebut masih perlu dipersiapkan dari segi bahan baku dan pengolahannya.

Bahlil menerangkan program campuran etanol dengan bensin ini mengikuti peta jalan campuran minyak nabati berbasis sawit dengan solar. Pemerintah telah memandatkan penggunaan B40 tahun ini dan berencana menerapkan B50 tahun depan.

"Kita berangkat dari potret keberhasilan biodiesel. Mulai sekarang untuk di bensin kita juga mulai mendorong untuk tahapan ke sana. Awalnya memang kita bikin ke E10 dulu, tetapi belum di tahun 2026," ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

DIY Catat Prevalensi Penyakit Jantung Lampaui Angka Nasional

DIY Catat Prevalensi Penyakit Jantung Lampaui Angka Nasional

Jogja
| Jum'at, 10 Oktober 2025, 16:27 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement