Advertisement

Tiongkok Mulai Setop Beli Kedelai AS, Ada Apa?

Renat Sofie Andriani
Kamis, 03 Mei 2018 - 17:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Tiongkok Mulai Setop Beli Kedelai AS, Ada Apa? Ilustrasi kedelai. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA–Tensi perdagangan yang meningkat mendorong Tiongkok mulai menghentikan pembelian kedelai dari Amerika Serikat (AS). 

“Apa pun yang mereka [Tiongkok] beli adalah [produk-produk] bukan dari AS,” ujar Soren Schroder, CEO Bunge, pengolah biji minyak terbesar di dunia, kepada Bloomberg. “Mereka membeli kacang-kacangan di Kanada, Brasil, sebagian besar Brasil, tetapi tidak membeli apa pun dari AS.”demikian seperti dilansir dari CNBC. 

Advertisement

Perwakilan Bunge belum menanggapi permintaan CNBC untuk berkomentar sehubungan dengan hal ini. Mengutip data USDA untuk tahun pemasaran saat ini, Bloomberg melaporkan bahwa Tiongkok membatalkan pembelian 62.690 metrik ton kedelai AS dalam dua pekan yang berakhir pada 19 April.

 Bursa berjangka kedelai turun 1% pada perdagangan Rabu (2/5/2018), meskipun naik 8% pada tahun ini.

Sebagai respons atas rencana pengenaan tarif oleh pemerintahan Trump senilai US$50 miliar terhadap impor produk-produk Tiongkok, Departemen Perdagangan Tiongkok mengumumkan rencana pengenaan tarif impor terhadap 106 produk AS pada awal April, termasuk kedelai. Tidak ada tanggal efektif yang diumumkan pada saat itu.

Saat pasar menantikan mulai diberlakukannya rencana itu, ada harapan di antara pedagang bahwa ketegangan antara kedua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia itu bisa mereda dan aliran perdagangan akan terus berlanjut.

Tiongkok adalah pasar terbesar kedua untuk ekspor pertanian AS, sementara kedelai secara historis menjadi salah satu produk unggulan yang dijual ke negara Asia tersebut, menurut Departemen Pertanian AS. Namun tampaknya bukan itu yang terlihat, setidaknya untuk saat ini. 

“Sangat jelas bahwa ketegangan perdagangan telah menghentikan China membeli pasokan dari AS,” kata Schroder, seperti dikutip Bloomberg. “Berapa lama itu akan bertahan, siapa yang tahu? Tapi selama ada ketidakpastian, ini kemungkinan akan berlanjut.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembangkan Digitalisasi UMKM, Pemkot Libatkan Mahasiswa

Jogja
| Selasa, 16 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement