Advertisement

Pariwisata Topang Kelesuan Industri

Rheisnayu Cyntara
Kamis, 19 Juli 2018 - 07:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Pariwisata Topang Kelesuan Industri wisatawan berfoto dengan latar pahatan figur wayang di Tebing Breksi di Prambanan. - Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJAUS China Trade War dipastikan akan berdampak pada perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Apalagi kini neraca perdagangan Indonesia tengah mengalami devisit. Namun pakar ekonomi menilai kemerosotan sektor industri bisa ditopang oleh sektor pariwisata. Pariwisata dianggap potensial untuk mendapatkan devisa. 

Pakar ekonomi UII Prof Edy Suandi Hamid menilai pemerintah perlu mendorong pengembangan sektor pariwisata. Namun demikian, sektor ini tak bisa mendatangkan devisa dalam waktu yang singkat. Pasalnya devisa berkaitan dengan kunjungan wisatawan mancanegara. Edy menyebut pengembangan sektor pariwisata ini harus dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka menengah dan panjang. "Karena pariwisata ini enggak bisa sak deg sak nyet [instan]," katanya kepada Harian Jogja, Rabu (18/7). 

Advertisement

Pasalnya pengembangan pariwisata berkaitan erat dengan kesiapan infrastuktur pendukung. Seperti kesiapan jalan dan ketersediaan hotel maupn restoran. Pemerintah daerah perlu menggarap hal itu sebelum menjadikan sektor wisata sumber devisa. "Enggak bisa kita bergantung terus pada sektor riil seperti industri. Pariwisata ini unik, di tempat lain kan tidak ada, bisa jadi unggulan. Pariwisata bisa jadi kompensasi atas kemerosotan di sektor riil lain," katanya. 

Pemda DIY Berbenah

Terkait pengembangan sektor pariwisata, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata DIY Arya Nugrahadi menuturkan sesuai amanah Gubernur, pengembangan difokuskan ke arah community based tourism. Pihaknya mendorong masyarakat di kawasan-kawasan wisata untuk memajukan daerahnya dengan dukungan dari Dispar DIY. Menurut dia hal itu terbukti berhasil diterapkan di beberapa tempat seperti kawasan wisata Nglanggeran dan Mangunan. 

Meski demikian, Arya mengaku Pemprov DIY juga terus mengusahakan pembangunan infrastuktur di kawasan wisata. Pada 2018 ini ada beberapa tempat wisata yang akan digarap. Yaitu akses dan sarana prasarana di Geosite Ngingrong, Gunungkidul. Ini menurutnya sejalan dengan pengembangan etalase taman batu Ngingrong yang tengah digarap Pemkab setempat. "Nantinya konsep Ngingrong akan menjadi geowisata, sama seperti Geopark Gunungsewu. Wisatawan bisa mendapatkan pengalaman alam tetapi juga pengetahuan tentang kebumian," katanya. 

Selain itu, kawasan Pantai Depok, Bantul juga akan ditata. Warung-warung yang berada di tubir pantai akan mulai dipindahkan ke sekitar Laguna Depok. Di Kulonprogo, Dispar DIY akan menggarap terminal wisata di Kebun Teh Nglinggo. Pasalnya Arya mengakui akses menuju atas susah ditempuh oleh rombongan bus besar. Oleh sebab itu perlu disiapkan parkir intermoda, wisatawan bisa beralih menggunakan shuttle untuk naik ke Kebun Teh Nglinggo. Terminal wisata ini rencananya akan dibangun di dekat Pasar Plono. 

Pengembangan terakhir akan dilakukan di kawasan Tebing Breksi, Prambanan. Arya menjelaskan di sisi utara Tebing Breksi akan dibangun camping ground yang bisa memuat hingga 300 tenda. Konsep nomadic tourism ini diharapkan mampu mendongkrak jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan bekas tambang batu kapur tersebut. 

"Sedangkan wilayah kota menjadi ranah kementerian sehingga banyak digarap oleh Dinas PU, seperti pembenahan kawasan Malioboro. Ranah kami menangani SDM wisatanya," urai Arya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Semula April, Kesiapan Pengolahan Sampah di Kota Jogja Mundur hingga Awal Mei

Jogja
| Selasa, 23 April 2024, 19:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement