Advertisement
Satelit PSN 6 Siap Meluncur, Jadi Solusi Internet Cepat?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Satelit PSN 6 milik PT Pasifik Satelit Nusantara siap meluncur pada Desember 2018. Kapasitas transponder Ku Band pada satelit ini akan menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan internet berkecepatan tinggi.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara Adi Rahman Adiwoso mengatakan waktu penyelesaian dan peluncuran satelit masih berjalan sesuai rencana awal. Saat ini, satelit tengah menjalani sejumlah tes. Adapun, tes yang dilakukan di antaranya menguji kondisi satelit saat berada di ruang yang memiliki suasana mirip ruang angkasa. Dia berharap proses tersebut bisa diselesaikan pada medio Juli 2018.
Advertisement
"Ya akhir Desember tahun ini [selesai]. Satelitnya dimasukkan ke dalam satu suasana meniru suasana ruang angkasa. Panas-dingin-vacum semuanya lagi dites. Diharapkan selesai pertengahan Juli ini," ujarnya, Selasa (3/7/2018).
Setelah tes selesai, dia menyebut akan dilakukan pemasangan antena dengan estimasi penyelesaian pekerjaan pada September. Satelit selanjutnya akan masuk ke tahap pengecekan prapengiriman. Pengiriman, katanya, akan berlangsung selama 30 hari sampai 45 hari sebelum akhirnya siap meluncur.
Satelit berkapasitas 15 Gbps itu dibangun Space System/Loral (SSL) dan akan diluncurkan di Cape Canaveral, Amerika Serikat. Rencananya, satelit berjenis high throughput satellite (HTS) itu bakal mengisi slot orbit 146 derajat Bujur Timur dan dikelola anak usaha PT PSN yakni PT PSN Enam Indonesia.
Mealui proyek bernilai US$230 juta itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan cellular trunking dan komunikasi data instansi baik swasta maupun pemerintah dari kapasitas transponder C Band. Sementara itu, kapasitas transponder Ku Band pada satelit ini akan menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan Internet berkecepatan tinggi. "Kami ada preshipping review, habis itu ada shipping kira-kira 30/45 hari."
Selain PSN, Adi menyebut pihaknya pun masih memproses peluncuran satelit berikutnya. Targetnya, pada 2020, pihaknya bersama Indosat melalui perusahaan patungan telah berkontrak dengan China untuk meluncurkan satelit dari Sichang, Tiongkok.
Satelit Palapa Nusantara 1 dibeli dari pabrikan Tiongkok yakni China Great Wall Industry Corporation akan mengorbit di sot orbit 113 derajat Bujur Timur.
"2020 kami sudah kontrak dengan JV dengan Indosat kontrak dengan Tiongkok diluncurkan pertengahan 2020 dari Xichang di Tiongkok."
Dia menyebut bisnis satelit telekomunikasi masih berpeluang seiring dengan terus naiknya penggunaan internet di Indonesia. Di sisi lain, dari sisi geografis, Indonesia memiliki daerah-daerah yang belum tersentuh jaringan Internet.
Wilayah ini, katanya, bahkan tak bisa disentuh jaringan terrestrial seperti serat optik maupun radio. Oleh karena itu, peran satelit untuk menghubungkan daerah-daerah di pelosok yang belum terhubung ke internet masih diperlukan. Pihaknya pun menanti berbagai peluang untuk menambah satelit, termasuk dari proyek-proyek yang ditawarkan pemerintah.
"Kami tunggu aja mereka keluarinnya apa. Saya sih nganggepnya bukan secaraa finansial tapi memang kami mesti menjangkau daerah-daerah yang perlu dimasukkan ke dalam dunia e-world karena kalau enggak, kasihan gap-nya akan semakin besar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- IHSG Ditutup Melemah, Ini Tanggapan BEI DIY
- Marvera Gunungkidul, Korban Penipuan Jadi Sumber Penghidupan
- Meraup Berkah dari Rumput Laut dan Tulang Ikan
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
Advertisement
Advertisement