Advertisement
Annual Meeting IMF-WB 2018: Indonesia Tidak Akan Utang ke IMF

Advertisement
Harianjogja.com, NUSA DUA—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan perhelatan Annual Meeting IMF-WB 2018 di Bali dalam pekan ini bukanlah kesempatan bagi Pemerintah Indonesia untuk meminjam kepada Dana Moneter Internasional (IMF).
“Apakah kita mau pinjam IMF? Tidak! Karena IMF itu adalah institusi yang hanya melakukan pinjaman bagi negara yang mengalami krisis neraca pembayaran,” kata Sri Mulyani dalam Media Briefing Persiapan Annual Meeting IMF-WBG 2019, Bali, Senin (8/10/2018).
Advertisement
Sri Mulyani mengutip Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde yang menyampaikan kepadanya bahwa ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik.
Selain itu, Sri Mulyani juga mengingatkan sekarang ini tengah terjadi penyesuaian yang tidak berarti bahwa Tanah Air mengalami kondisi krisis.
BACA JUGA
“Sehingga kita tegaskan bahwa kita tidak meminjam IMF,” ujar Sri Mulyani.
Perhelatan Annual Meeting IMF-WBG ini menurut Sri Mulyani, dapat menjadi ajang bagi Indonesia untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan para gubernur bank sentral, menteri keuangan, pebisnis, bankir, akademisi, dan tamu-tamu dari negara-negara anggota IMF dan Bank Dunia.
“Di dalam pertemuan ini, Indonesia atau saya dalam hal ini mewakili Kemenkeu akan juga bertemu dan melakukan pertemuan dengan kelompok Pathway for Prosperity yang diinisiatifi oleh Ibu Melinda Gates,” ungkapnya.
Nantinya Sri Mulyani dengan Melinda Gates bersama pengusaha lain akan membahas isu tentang teknologi dan risiko dari perubahan ekonomi digital yang tidak perlu membuat semua negara khawatir tapi bisa dimanfaatkan untuk kebaikan negara tersebut.
Selain itu, Indonesia juga akan menghadiri pertemuan negara kelompok 20 (G20) yang sejatinya dikoordinasikan oleh Argentina kendati tengah berada dalam masa krisis.
“Kita tahu Argentina tengah ada dalam masa-masa sulit, tapi tetap dilakukan Argentina di sela-sela Annual Meeting,” tutur Sri Mulyani.
Di dalam pertemuan G20 tersebut, Sri Mulyani menambahkan beberapa isu yang akan didiskusikan antara lain mengenai perpajakan untuk era digital, lapangan kerja di masa depan, evolusi reformasi dari sektor keuangan semenjak terjadi krisis global, dan cara menciptakan kerja sama antara negara G20 untuk menghilangkan risiko-risiko spillover.
“Ini merupakan pertemuan yang sangat kritikal karena di dunia sekarang sedang menghadapi penyesuaian terhadap a new norla,” kata Sri Mulyani.
Oleh karena itu, frekuensi dan intensitas pertemuan antarpara pembuat kebijakan menjadi sangat penting untuk dipahami dalam forum-forum yang ada di sela-sela Rapat Tahunan dua lembaga raksasa dari Amerika Serikat tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Tempat Parkir Nglanggeran Ditarget Rampung Akhir Tahun Ini
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- CEO Danantara Ungkap Alasan Pergantian Direksi Garuda Indonesia
- Prabowo Pangkas BUMN Jadi 200 Entitas Usaha, Optimistis Untung
- Pertamina Patra Niaga Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah
- Trump Klaim India Tak Lagi Beli Minyak dari Rusia
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Tembus Rp2,6 Juta
- Kopdes Merah Putih Didorong Jadi Pusat Logistik dan Pemasaran Desa
Advertisement
Advertisement