Advertisement
DPBS OJK Ajak Perbankan Syariah Temui IKM DIY
Deputy Director Product Development and Education Islamic Banking Department OJK Setiawan Budi Utomo saat menyampaikan sosialisasi dan edukasi perbankan syariah kepada pelaku IKM DIY dan iB Marcomm, perwakilan perbankan syariah dalam acara iB Goes to Local Industry bertajuk Penguatan Industri Lokal yang Lebih Berkah Bersama Bank Syariah di Grha Shinta Bilawa, Kotagede, Kamis (1/11). - Harian Jogja/Holy Kartika N.S
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Angka inklusi keuangan syariah secara nasional masih relatif rendah, yakni baru mencapai 11,06% dan literasi keuangan syariah baru 8,11%. Adanya gap yang jauh tersebut, Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (DPBS OJK) gencar mengampanyekan Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS) ke daerah, salah satunya dengan menggelar iB Goes to Local Industry di Jogja, Kamis (1/11).
"Melalui acara ini, kami ingin mengedukasi serta menyosialisasikan perbankan syariah. Acara iB Goes to Local Industry ini mengajak perbankan syariah menyapa industri lokal di Jogja," ujar Deputy Director Product Development and Education Islamic Banking Department OJK Setiawan Budi Utomo kepada Harian Jogja saat ditemui seusai acara sosialisasi bertajuk Penguatan Industri Lokal yang Lebih Berkah Bersama Bank Syariah di Grha Shinta Bilawa, Kotagede.
Advertisement
Setiawan mengungkapkan kegiatan ini merupakan upaya DPBS OJK untuk meningkatkan awareness dan pemahaman pengusaha lokal di bidang perbankan dan keuangan syariah. Melalui kegiatan tersebut, pelaku usaha dapat memahami jika perbankan syariah sama bagusnya, sama lengkapnya dan sama modernnya dengan perbankan umum atau industri jasa keuangan lainnya.
Program edukasi ini juga menjadi salah satu partisipasi DPBS OJK dalam mendorong perkembangan sektor UMKM agar dapat semakin maju dan kuat dalam menghadapi persaingan di pasar global. Salah satunya dengan penguatan permodalan yang mana dapat dipenuhi dengan dukungan akses modal di perbankan.
BACA JUGA
"Maka dari itu, perbankan syariah bisa menjadi alternatif untuk memenuhi segi permodalan industri lokal. Kami ingin menghubungkan perbankan syariah ini langsung ke pelaku industri lokal di Jogja," ungkap Setiawan.
Lebih lanjut Setiawan memaparkan Jogja merupakan salah satu kota dengan basis UMKM yang cukup besar. Sektor ini menjadi salah satu penopang perekonomian DIY. Berbagai industri kreatif berkembang di kota ini mulai dari fesyen seperti batik hingga kerajinan seperti perak.
Tingginya jumlah IKM di DIY yang tercatat pada 2017 mencapai 91.214 industri kecil menengah, kata Setiawan, menjadi peluang besar yang dapat digarap oleh perbankan syariah dalam menyerap dan menyalurkan dananya ke sektor tersebut.
"Maka dari itu, kami mencoba mengajak perbankan syariah untuk melihat langsung lokal industri, berinteraksi dan mengetahui langsung kebutuhan mereka dalam upaya mengembangkan usahanya. Sehingga pada akhirnya akan semakin mendorong perekonomian di Jogja," jelas Setiawan.
Dalam acara tersebut turut dihadirkan dua pelaku IKM dari Jogja yakni Sri Lestari selaku Pemilik Batik Allusan dan Pemiliki Salim Silver Priyo Jatmiko Salim. "Harapan kami dengan bertemu langsung dengan perbankan syariah ini dapat membantu mengembangkan usaha yang kami jalankan, terutama terkait permodalan," ungkap Sri Lestari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Regulasi Baru, Kenaikan UMP 2026 Berpotensi Berbeda di Tiap Daerah
- Kinerja Belanja APBN DIY Capai Rp16,66 Triliun hingga Oktober 2025
- Persaingan Chatbot AI Memanas, Pertumbuhan ChatGPT Mulai Melambat
- Indonesia Tak Lagi Impor Beras Medium pada 2025
- Harga Emas UBS dan Galeri24 Kompak Turun per 7 Desember
- Cabai Rawit Naik, Mayoritas Harga Pangan Lain Turun
- Harga Pangan Meroket Jelang Nataru, Minyakita Masih di Atas HET
Advertisement
Advertisement





