Advertisement
Galian Bukan Logam dan Furnitur Topang IBS DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pertumbuhan positif Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) di DIY ditopang oleh industri bahan galian bukan logam dan furnitur. Pertumbuhan pada triwulan III (Juli–September) 2018 ini berbanding terbalik dengan kondisi triwulan II/2018 (one to one) yang mengalami penurunan sebesar 8,69%.
Pertumbuhan produksi Industri Mikro Kecil (IMK) DIY juga meningkat sebesar 2,37%. Berlawanan dengan angka pertumbuhan produksi lMK tingkat nasional yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,35%.
Advertisement
Angka pertumbuhan produksi IBS merupakan hasil Survei Industri Besar Sedang yang dilaksanakan secara bulanan dengan sampel industri yang tersebar di lima kabupaten/kota di DIY. Sedangkan angka pertumbuhan IMK diperoleh melalui Survei Industri Mikro Kecil yang dilakukan secara triwulanan. Pada 2018 ini, jumlah sampel sebanyak 929 usaha untuk setiap triwulan.
Kepala BPS DIY, JB Priyono menjelaskan pertumbuhan produksi (IBS) pada triwulan III/2018 terhadap triwulan II/2018 (quarter to quarter/q to q) naik sebesar 3,08%. Ini lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami penurunan sebesar -8,69%. Menurutnya, pertumbuhan positif ini ditopang oleh pertumbuhan industri bahan galian bukan logam sebesar 14,34%, furnitur 8,39%, pengolahan tembakau 5,15%, serta industri makanan 3,48%. Peningkatan produksi jenis industri barang galian bukan logam, industri furnitur serta industri makanan yang cukup tinggi berkontribusi terhadap pembentukan output IBS di atas 10%. “Industri yang tumbuh negatif pada triwulan ini yaitu industri pakaian. Turun sebesar 8,05 persen,” katanya pada Kamis (1/11).
Namun Priyono menyebut perkembangan pertumbuhan produksi di DIY selama dua tahun terakhir cukup fluktuatif jika dihitung dari triwulan ke triwulan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada triwulan IV/2017, sedangkan pertumbuhan produksi IBS mengalami penurunan terbesar pada triwulan II/2018 hingga 8,69%. “Ini disebabkan adanya penurunan pertumbuhan industri makanan dan furnitur yang mempunyai andil yang cukup besar terhadap pembentukan output industri besar sedang,” ucapnya.
Jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III/2017 (year on year/yoy) pertumbuhan produksi IBS meningkat sebesar 4,14%. Priono menjelaskan pada triwulan III/2018, pertumbuhan signifikan disumbang oleh industri pengolahan tembakau yang naik 24%. Kenaikan yang signifikan dari produk ini salah satunya disebabkan karena musim kemarau cukup panjang sehingga hasil panen tembakau meningkat. Selain itu juga dipengaruhi industri makanan dan furnitur yang naik sebesar 9,30% dan 6,77%.
Di sisi lain, pertumbuhan IMK juga menggembirakan. Pasalnya ada pertumbuhan positif hingga 5,97% dibandingkan dengan triwulan III/2017 (y o y) lalu. Priyono mengatakan pertumbuhan yang cukup tinggi dikarenakan adanya peningkatan produksi pada sebagian besar jenis industri dibandingkan produksi pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Dari 15 jenis industri, sebanyak sembilan jenis industri IMK tumbuh positif. Di antaranya industri pakaian jadi, barang galian bukan logam, dan minuman.
Namun ada pula yang tumbuh negatif seperti industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri karet, barang dari karet dan plastik. “Pertumbuhan produksi IMK DIY secara q to q lebih baik dibandingkan nasional yang turun sebesar 0,35%,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Pangan Hari Ini, Rabu 9 Juli 2025, Beras, Cabai, Minyak, hingga Bawang Turun
- Bagaimana Tugas Kementerian BUMN Setelah Danantara Beroperasi, Begini Penjelasan Erick Thohir
- OJK: Investasi Dana Pensiaun Sukarela Capai Rp378,67 Triliun hingga Akhir Mei 2025, Tumbuh 5,36 Persen
- Paruh Pertama 2025 Jumlah Penumpang Kereta Api Mencapai 240,9 Juta
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
Advertisement

Ribuan Warga Hadiri Tradisi Petik Laut di Pelabuhan Sadeng Gunungkidul
Advertisement

Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Kena Tarif Trump 32 Persen, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ke AS untuk Negosiasi
- Quietcation: Liburan Tenang dan Menyembuhkan yang Sedang Trend di Jogja
- Pakar UGM: Wacana Rumah Subsidi 18 Meter Bisa Menimbulkan Kemiskinan Baru
- Gelar HMC 2025, AHM Gali Bakat Ribuan Modifikator Tanah Air
- Trump Ancam Tarif Tambahan 10 Persen Bagi Negara BRICS, Apindo DIY: Ekonomi Akan Melambat
- Rencana Pemkot Jogja Batasi Bus Masuk Malioboro, Begini Respons Pengelola Hotel
- Tingkatkan Kenyamanan dan Pengalaman Pelanggan Smartfren Luncurkan Sarah Asisten Virtual AI Siap Layani Pelanggan
Advertisement
Advertisement