Advertisement

SoreSore Sisipkan Pesan Sosial di Setiap Produk

Rheisnayu Cyntara
Sabtu, 16 Februari 2019 - 08:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
SoreSore Sisipkan Pesan Sosial di Setiap Produk Regina Redaning (kiri) dan Salman Jayawinata (kanan)./Ist. - SoreSore

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Mengusung konsep cute, fun, and colourful produk SoreSore cepat diterima oleh konsumen muda. Namun lebih dari itu, para penggagasnya ingin menyampaikan pesan dari produk yang mereka ciptakan.

Mulanya Regina Redaning dan Salman Jayawinata merupakan karyawan swasta yang harus bekerja dari pagi hingga sore hari atau istilah kerennya eight to four. Terjebak rutinitas harian semacam itu membuat mereka merasa bosan karena harus menghadapi situasi yang itu itu saja. Padahal bagi keduanya, bekerja harusnya menyenangkan dan membuat semangat. Seusai lelah bekerja di sore hari, mereka kerap kali berdiskusi tentang kegelisahan itu. Hingga akhirnya memberanikan diri mengawali usaha dengan membuat produk frame handmade. "Kami sering diskusi sore hari pulang kerja, maka produknya dinamakan SoreSore karena idenya banyak muncul saat sore hari. Setelah itu kami kerjakan sampai malam," ujar Regina dan Salman saat ditemui Harian Jogja, Jumat (15/2).

Advertisement

Bermula dari satu jenis produk itulah, SoreSore mulai dibangun sedikit demi sedikit sejak Februari 2017. Meski dikerjakan sebagai sambilan, mereka tetap melakoninya dengan serius. Pengembangan produk dilakukan, Regina pun mulai membuat ilustrasi dan karakter khusus untuk dijadikan sebuah produk. Idenya sederhana yakni menyediakan produk yang bisa dipakai sehari-hari tetapi unik dan menarik. Meski hanya dijual melalui media sosial Instagram, Regina mengakui respons konsumen cukup baik. Ia pun merasa harus mulai fokus menjalani bisnis ini dan memutuskan untuk resign pada akhir 2017, disusul Salman pada awal 2019 ini.

Melepaskan pekerjaan tetap dan memilih fokus pada bisnis ini bukannya mulus tanpa kendala. Salman mengakui mulanya mereka hanya mempunya modal yang minim, maka jenis produknya pun tidak banyak. Namun hal itu disiasati dengan membuat produk handmade sehingga harga jualnya bisa cukup tinggi dan margin antara modal dengan penjualan bisa ditabung untuk modal selanjutnya. Kendala lain adalah urusan waktu. Menjalani bisnis berdua saja tanpa melibatkan pegawai, cukup menguras waktu. Maka mereka pun memutuskan keluar dan pekerjaan dan fokus mengembangkan SoreSore. "Saat ini untungnya sudah bertiga, dibantu adik saya," ujar Regina.

Punya Pesan

Dari pigura, kini Salman menyebut SoreSore sudah mempunyai kurang lebih delapan jenis produk. Mulai dari traveller notes, totebag hingga pencil case. Semua didesain oleh Regina dengan kreativitasnya sendiri. Meski berlatar belakang jurusan Sastra Inggris, Regina mahir menggambar. Hobi yang telah ia lakoni sejak kecil. Ia pun memastikan semua desain bikinannya punya ciri khas yang berbeda, bukan asal comot ide dari Internet. Aneka produk SoreSore./Ist./SoreSore

Kata kuncinya cute, fun, and colourful. Jika diperhatikan produk SoreSore selalu menimbulkan kesan ceria dan punya pilihan warna-warna cerah yang atraktif. Pasalnya pasar mereka memang mayoritas perempuan umur 18-35 tahun yang sangat menggemari warna cerah dan desain yang menonjol sehingga konsep cute, fun, and colourful dianggap tepat untuk segmen tersebut.

Namun SoreSore tak hanya mengedepankan desain menarik dan atraktif, mereka kerapkali menyisipkan pesan sosial di balik desain dan ilustrasi produknya. Misalnya, pesan tentang perdamaian dan juga mencintai diri sendiri. Hal itu bermula dari keprihatinan mereka akan fenomena yang tengah berkembang saat ini. Di media sosial, warganet kerapkali menyerang orang lain yang punya pendapat yang berbeda dengannya. Padahal menurut Regina perdebatan semacam itu tak perlu terjadi. "Kami ingin menyampaikan pesan-pesan semacam itu, pesan sosial yang disampaikan dengan fun, tidak formal dalam produk SoreSore," tuturnya.

Tak hanya dari produk, cara mengkomunikasikan produk kepada konsumen juga diperhatikan dengan jeli. Enggagement dibangun dengan story telling yang rapi dan menarik untuk setiap produk. Bahkan admin media sosial pun punya nama khusus dan setiap produk punya cerita khusus yang saling terkait satu sama lain. Selain sebagai medium penyampai pesan, cara-cara itu menurut Regina ampuh untuk diferensiasi dengan produk serupa lainnya.

Kini produk SoreSore masih dijual secara daring lewat dagang elektronik. Namun mereka juga beberapa kali diundang untuk pameran secara offline, Makerfest di Jogja dan Semasa di Jakarta jadi salah satu pameran yang pernah mereka ikuti. Produk SoreSore juga sudah bisa didapatkan di dua toko fisik di Jogja dan satu toko di Bandung. "Ke depannya kami ingin punya galeri sendiri karena selama ini masih jadi satu dengan rumah tinggal. Kalau ada galeri sendiri, konsumen akan lebih nyaman datang melihat produk kami secara langsung," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement