Advertisement
Gangguan Cuaca di AS Picu Harga Jagung Sentuh Level Terkuat 5 Tahun Terakhir

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Harga jagung global tembus ke harga tertinggi dalam lima tahun terakhir, pada perdagangan Senin (17/6/2019), dipicu oleh gangguan cuaca yang melanda Amerika Serikat, produsen utama jagung dunia.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 11.23 WIB, harga jagung kontrak pengiriman Desember 2019 di Chicago Board of Trade tumbuh naik 1,73% atau 8,00 poin ke level US$471,50 per gantang.
Advertisement
Hasil itu sekaligus menempatkan jagung berada pada level tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Terakhir harga jagung berada pada level terkuatnya pada 20 Juni 2015, ketika itu di angka US$452,00 per gantang.
Dikutip dari Reuters, kenaikan komoditas biji-bijian itu karena proyeksi cuaca basa di seluruh daerah penghasil utama di AS. Hal tersebut memicu kekhawatiran para petani tidak akan bisa menebar bibit tanaman tersebut, mendorong harga ke level tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Phin Ziebell, ekonom agribisnis National Australia Bank mengatakan, pasar tidak percaya dengan kondisi tersebut. “Cuaca sekarang akan berdampak material pada persediaan jagung,” katanya dikutip dari Reuters, Senin (17/6/2019).
Pengguna akhir jagung, seperti produsen pakan ternak dan etanol, telah mengajukan penawaran untuk pasokan tanaman lama. Hal tersebut untuk mempersiapkan pasokan domestik yang lebih ketat.
Sementara itu, mengutip Bloomberg, puluhan petani jagung dilaporkan menjual benih, bahan kimia, dan peralatan pertanian, Kamis (13/6) di Deer Grove, Illinois, setelah hujan lebet menyebabkan keterlambatan penanaman. Hal yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun ini.
Hujan tersebut telah menyebabkan banjir di seluruh AS bagian tengah. Rekor hujan itu juga telah membanjiri jalan-jalan Midwest dan mengacaukan lalu lintas Sungai Mississippi. Situasi yang krusial karena para petani mengalami gangguan dalam mengirim produk dan memasok kebutuhan pertanian.
Selain hujan, para petani juga menanggung beban perang dagang Presiden Donald Trump dengan China. Pemerintah AS tengah mempersiapkan putaran kedua pembayaran bantuan tarif kepada para petani, untuk meminimalisir dampak perang dagang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Kemantren Pakualaman Berhasil Turunkan Volume Sampah Berkat Mas Jos
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Pinjamin Dukung Bulan Inklusi Keuangan 2025 Lewat Penguatan Literasi
- Kredit Mengendap di Perbankan Tembus Rp2.372 Triliun
- Update Harga Jual Emas Antam dan UBS Hari Ini 19 September 2025
Advertisement
Advertisement