Advertisement
Disiplin Waktu Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kebiasaan kecil seperti disiplin waktu dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Apalagi jika kebiasaan tersebut dilakukan secara massif dan berlangsung dalam rentang waktu panjang.
Sosiolog dan Peneliti Independen Bayu A. Yulianto mengatakan kebiasaan tepat waktu berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sebab kebiasaan ini berkaitan dengan disiplin hingga etos kerja. “Dampak dari kebiasaan ngaret ini banyak, dari peluang yang menjadi terbatas, kesempatan hilang, pelayanan publik terganggu, hilangnya kepercayaan dari pihak lain, citra diri yang negatif hingga produktivitas yang terganggu. Ketika hal terakhir terjadi, produktivitas individu menurun, produk masyarakat ikut menurun sehingga pertumbuhan ekonomi terganggu,” ujarnya di sela-sela sosialisasi Kampanye #AntiNgaret di Antologi Collaboration Space, Sleman, Kamis (8/8).
Advertisement
Bayu menjelaskan dalam kajian sosial, tak tepat waktu dipengaruhi dua faktor. Internal karena kebiasaan yang tertanam untuk tak menghargai waktu sedangkan secara eksternal adalah pengaruh lingkungan. Misalnya orang membutuhkan kebutuhan mobilitas tinggi tetapi transportasi yang tersedia tak efisien.
Angkutan Umum
Di Indonesia, kata dia, masalah angkutan umum adalah persoalan yang belum dapat terpecahkan secara tuntas. Akibatnya, Indonesia disebut sebagai negara termacet ketiga di dunia setelah Thailand dan Kamboja. Di tingkat nasional, DIY dikategorikan sebagai kota termacet keempat.
Guna memberikan salah satu solusi mengatasi kemacetan, Senior Manager Marketing 2-Wheels Grab Indonesia Michael Dwi Putra mengatakan Grab merilis Kampanye #AntiNgaret. “Sebagian besar orang justru tak ingin terjebak dalam kebiasaan terus-terusan mengulur waktu. Mereka yang kami sebut sebagai pejuang #AntiNgaret ini selalu berusaha semaksimal mungkin agar bisa mencapai tujuan dengan on time,” kata dia.
Kampanye #AntiNgaret ini memberikan lima kemudahan, yakni lima juta titik jemput untuk penjemputan lebih akurat; venues untuk mendapatkan panduan visual menuju titik jemput terdekat; alamat tersimpan untuk pemesanan lebih cepat; kirim pesan suara dan foto dari GrabChat untuk komunikasi lebih cepat dan layanan GrabNow untuk kecepatan mendapatkan pengemudi. “Layanan ini memampukan penumpang untuk mendapatkan mitra pengemudi yang ada di dekat mereka. Penumpang cukup mendekati mitra pengemudi yang sedang tidak mengambil pesanan, masukan enam digit kode dari aplikasi pengemudi untuk menghubungkan dan siap berangkat,” ujarnya.
City Manager 2-Wheels, Yogyakarta, Grab Indonesia Habdillah Anuraga menuturkan Grab juga peduli terhadap dunia pariwisata di Jogja, termasuk saat lalu lintas menjadi padat . “Misal ada kemacetan di Malioboro, kami akan menginformasikan hal ini ke mitra driver sehingga mereka dapat bergerak ke titik macet. Jadi jika ada wisatawan yang membutuhkan GrabBike, mereka akan segera terlayani,” ujarnya.
==
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Pemkab Bantul Pasang CCTV di Titik Strategis untuk Perkuat Keamanan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
- Bahlil Minta SPBU Swasta Kolaborasi dengan Pertamina Terkait Stok
- Dukung Ekonomi Nasional, BI Rate Dipangkas Jadi 4,75 Persen
- BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
Advertisement
Advertisement