Advertisement
Amitra Turut Dorong Perekonomian Syariah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Amitra yang merupakan produk syariah dari PT Federal International Finance (FIF) Group, terus membantu mendorong pada pembiayaan haji dan umrah. Hal tersebut juga mendukung perekonomian syariah.
“Ini juga menndukung ekonomi syariah di Indonesia, data setahun yang lalu aset 6 persen-8 persen dari ekonomi secara keseluruhan. Wapres akan datang Pak Ma’ruf Amin, ekonomi syariah akan ditingkatkan,” kata Direktur PT Sharia Multifinance Astra (Amitra), Yulian Warman, Selasa (15/10).
Advertisement
Yulian mengatakan pembiayaan dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Pada 2017 membiayai Rp5 miliar/bulan untuk haji dan umrah. Kemudian pada 2018 meningkat menjadi Rp15 miliar/bulan, pada tahun ini sekitar Rp40 miliar, dan saat musim gaji naik mencapai Rp60 miliar-Rp70 miliar. Diungkapkannya, pembiayaan ini juga telah mendapat izin dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Secara nasional, rata-rata per bulan pembiayaan kisaran 2.000 jemaah. Menurutnya, potensi ini masih sangat tinggi. Dilihat berdasar data setiap tahun jemaah haji yang bisa berangkat atau kuota sebanyak 231.000 jemaah, sementara yang daftar setiap tahun mencapai 850.000 jemaah.
Peluang Besar
Kepala Cabang FIFGroup Jogja 1, Vembri Darmawan mengatakan peluang di Jogja juga termasuk besar. Namun, diakuinya saat ini belum begitu banyak yang mengetahui pembiayaan ini. “Masih terbilang baru ya, memang perlu sosialisasi lebih lagi,” ujarnya.
Sebelumnya OJK juga mendorong tumbuhnya perekonomian atau keuangan syariah. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengungkapkan OJK sangat berkepentingan dan berkomitmen, untuk secara berkelanjutan menyelenggarakan kegiatan forum riset ekonomi dan keuangan syariah ini sebagai media komunikasi para stakeholder dalam pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia.
Selain itu, kehadiran Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) yang disusun oleh Komite Nasional Keuangan Syariah, diharapkan dapat menjadi pedoman bersama bagi seluruh stakeholders baik di industri keuangan syariah Indonesia maupun industri halal lainnya, dalam menjalankan program yang mendukung pengembangan industri keuangan syariah. (Herlambang Jati Kusumo).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
Advertisement

Uji Coba Lantip di Jogja, Roda Empat Paling Sering Langgar Batas Kecepatan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ekspor DIY Tumbuh 10,57 Persen hingga Mei 2025, Disperindag Sebut 3 Faktor Pendorong
- Ini Komentar Ekonom UMY Soal Pemangkasan Target Pertumbuhan Ekonomi
- Gojek Siap Kaji Perubahan Tarif Ojek Online Mengikuti Regulasi Pemerintah
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- DPR Usulkan Ada Sistem Cadangan Darurat Industri Nasional
- Pusat Data Indonesia Jauh Tertinggal Dibanding Malaysia
- Menteri Pertanian Sebut Beras Subsidi Oplosan Beredar di Minimarket
Advertisement
Advertisement